dia berjalan menuju titik semu…
rambut gemulainya hitam membahana langit,
menutup para awan yang kukarang dan kutulis…
cinta itu diam, sepi, sayup…
tapi ia tak membuatmu kesepian,
dia bernafas menghirup sepimu
dan menukarnya dengan senyum manis tuhan…
Langit selalu setia menemani bumi
Begitupun bintang – bintang yang tak pernah berkedip
Untuk mengamati malam
Janji tetap sebuah janji
Sayang tetap sayang
Begitupun cinta tetap cinta
Takkan pernah berpaling rasa
Walau seribu wajah menawarkan keindahan
berani untuk sakit…
berani untuk menerima…
berani untuk kehilangan…
dan berani untuk melepaskan adalah CINTA…
karena CINTA bukanlah cinta !!!
CINTA adalah KESANGGUPAN !
CINTA adalah KEIKHLASAN !
CINTA jauh lebih dalam melihat dari kedalaman nafsu..
lebih agung dari kebesaran amarah…
lebih bijaksana dari murka
dan lebih dari rasa memiliki…
semua orang punya rasa cinta
tapi…
tidak semua memiliki CINTA !!!
cinta bukan sesuatu yg patut untuk dibanggakn,
bukan sesuatu yg patut untuk dipamerkan,
bukan sesuatu yg patut untuk dibicarakan,
bukan untuk dicaci,dihina,diludahi………..
juga bukan untuk disanjung,dipuja,diagungkn……
cinta ya cinta………….
bukan tuhan,bukan malaikat,bukan iblis,bukan bidadari….
cinta adalah suatu kehidupan yg perlu dijalani…
ntah itu menyakitakan ato menyenangkan…..
smua itu takdir yg udah diberikn ke km…..
apa km bisa mengubah takdir dr tuhan??????????
cinta itu hidup ditiap ht manusia,,,,,
laksana burung merpati yg terbang n singgah diranting ht yg dia mau……sesukanya……..
manusia yg tak memiliki cinta adlh manusia yg munafik…
N bila terciptanya cinta hanya untuk melukai hati manusia maka apakah kau tak percaya akan kuasa tuhan????????
ada hikmah dibalik perkara,ada kesedihan dibalik senyuman,ada keharuan dibalik tangisan,dan ada cinta dibalik hati seorang manusia .jangan lupakan kata-kata itu!
Kenapa sulit untuk mencintai
dan kenapa sulit juga untuk dicintai…
hidup mesti dijalani saja tidak semuanya dengan cinta..
cinta terlahir sebelum kamu lahir
cinta telah tumbuh sebelum kamu menanam bibitnya..
Kenapa mudah jatuh cinta..
dan kenapa juga sulit jatuh cinta…
Begitu banyak yang hilang karena cinta
Begitu banyak yang terbunuh karena cinta
Tapi begitu banyak yang lahir karena bercinta…
cinta adalah dua sisi mata uang
harus memilih dan berani memilih
penentuan pilihan adalah 2 kegalauan yang sulit dihitung dengan matematika
seperti bermain dadu
kalah menang adalah sebuah prediksi mati yang harus dibayar
adakah cinta yang sanggup menjawab semua ini
……….cinta adalah pilihan yang tak pernah berakhir
memilih untuk mendapatkan cinta dan menjadi pilihan untuk bisa mencintai dan dicintai
Dulu aku berpikir
duluaku bermimpi
dulu aku menanti
sebuah cinta yang akan tumbuh dihati
kini aku tlhah sadar
kini aku tlah terbangun
kini tlah kuraih
cinta sejati yang selama ini kucari
indahnya cinta yang kini kurasa
bagai awan diatas cahaya
bagai bintang yang benderang
seindah cinta yang selalu bersinar
terima kasih tuhan……..
tlah kau sempurnakan
tlah engkau ciptakan
dia untuk diriku
Istriku tercinta......
Sabtu, 25 Desember 2010
Jumat, 24 Desember 2010
Apa itu Narkoba ?
Apa itu Narkoba ?
Menurut WHO (1982)
Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat
merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk
makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh
normal
NARKOTIKA
Zat/obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menurunkan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan
PSIKOTROPIKA
Zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku
BAHAN/ZAT ADIKTIF
Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang pengunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik. Mis : Alkohol ,
rokok, cafein.
Sekilas tentang IDU
(Penasun)
Penggunaan narkoba dengan jarum suntik (Penasun)
Menggunakan 1 jarum untuk beberapa orang secara bergantian
65 % dari pengguna Narkoba (data RSKO)
Umumnya setelah 2-4 tahun menggunakan narkoba lain
Narkoba yang sering digunakan heroin dan shabu-shabu(MDMA) sedikit kokain
Kerja Narkoba
Narkoba à Susunan Syaraf Pusat
Patofisiologi
NARKOBA DAN PENGARUHNYA PADA OTAK
Narkoba mempengaruhi cara kerja Sistem Saraf pusat (SSP) dan Sistem Saraf
Tepi (SST)
Otak adalah organ yang menerima dan memberi informasi
SSP mengendalikan beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, denyut
jantung, nafas.
Otak mempunyai ribuan sel yang menerima pengaruh narkoba yang bisa berbeda
pada tiap orang sehingga bisa menghasilkan efek yang tidak sama pada setiap
pengguna.
Tujuan seseorang menggunakan narkoba?
Apapun alasannya
Tujuan mereka mencari hal-hal yang menyenangkan, merubah perasaan atau mood
suasana hati) bagi orang tersebut
Bagaimana Narkoba mempengaruhi seseorang?
Tergantung dari :
-Dosis/banyak jumlah obat
-Frekwensi penggunaan
-Konsentrasi Obat/kandungan bahan
-Suasana hati/mood ketika m’gunakan
Cara Narkoba digunakan
Dimakan,
dihisap,
Dihirup/disedot melalui hidung,
Ditempel kekulit,
Disuntikan
Ditaruh diluka
Melalui dubur
Beberapa istilah pada penyalahgunaan Narkoba
Toleransi
Adiksi
Gejala Putus obat
Pemakaian narkoba ganda
Jenis Narkoba
Menurut hukum :
Narkoba yang legal dan yang illegal
Menurut efek terhadap Susunan Saraf Pusat
Stimulan
Depresan
Hallusinogen
Obat terlarang (illegal)
Dilarang secara hukum mis: heroin, ekstasi
Dilarang dalam lingkungan tertentu: alkohol hanya untuk orang dewasa
Secara umum dilarang tetapi tidak dilarang dalam lingkungan tertentu (valium
harus dengan resep dokter)
Pengelompokan narkoba menurut Undang-undang RI no 22 thn 1997 tentang
Narkotika
Gol Opioda seperti opium : Morphin, heroin, putaw dll.
Gol Koka seperti daun koka : kokain
Gol Kanabis: daun ganja , Hashish
(Semua yang diatas dimasukan Narkotika yang ILEGAL)
Pengelompokan Narkoba menurut Undang-undang RI no 5 thn 1997 tentang
Psikotropika
LSD, MDMA, ecstasy
Amphetamin
Barbiturat : luminal
Benzodiazepin : diazepam
Semua yang diatas dimasukan Psikotropika yang ILEGAL)
PENGGOLONGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA & BAHAN ADIKTIF LAINNYA SESUAI UU NO.
22 TH 1997 & 5 TH 1997
Stimulan
Merangsang / Meningkatkan kegiatan pada Susunan Saraf Pusat
Mempercepat proses mental
Contoh;
ringan -kafein
-nikotin
sedang -efedrine
kuat -amphetamin
-kokain
Efek dari stimulan
Menjadi sulit tidur
Menurunkan nafsu makan
Dada berdebar
Banyak bicara
Meningkatlkan kesiagaan
Gelisah
Cepat marah, agitasi
Agresif
Depresan
Menekan / Menurunkan kegiatan Susunan Saraf Pusat
dll
Memperlambat memperlambat proses mental sehingga menjadi rileks
Contoh :
Alkohol
Opiat
Canabis
Barbiturat:seconal,amytal Tranquilliser:valium mogadon, serapax ativan dll
Solven/ Inhalan
Efek dari depresan
Rasa tenang nyaman
Rasa gembira oleh karena stress mental ditekan
Hilangnya rasa gelisah
Bicara lambat
Menurunnya koordinasi
Nafsu makan meningkat
Denyut jantung dan frek nafas menurun
Halusinogen
Menyebabkan terjadinya hallusinasi
Mengubah persepsi dan pandangan terhadap sesuatu objek : membuat pemakai nya
melihat/mendengar sesuatu terhadap hal yang sebenarnya tidak ada, sesuatu
dengan persepsi yang berbeda.
Contoh:
LSD =Lysergic Acid Diethylamide------ritual indian
Magic Mushroom
Mescaline
Ganja (mempunyai efekdepresan)
Ekstasi (mempunyai efek stimulan))
Efek dari Halusinogen
Efek sulit diprediksi (bad trip/ good trip)
Distorsi persepsi pendengaran dan penglihatan
Sensasi tubuh yang aneh
Mengambang
Otot melilit
Pusing, mual, muntah
Peningkatan denyut jantung , nafas, tekanan darah
Tembakau
Dihisap , dikunyah , dihirup
Klasifikasi : Stimulan
Berisi ribuan zat kimia salah satunya nikotin yang merupakan zat adiktif
dari rokok
Mengandung zat perangsang tumbuhnya kanker
Mengandung zat yang menyebabkan gangguan pembuluh darah sehingga jangka
panjang menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah.
Zat-zat yg dikandung sebatang rokok
kira2 ada 4500 jenis zat kimia)
Efek dari tembakau
Rangsangan pada otak sehingga pengguna merasa tenang
Menurunkan nafsu makan, saraf rasa di lidah, saraf penciuman
Kelumpuhan cilia disaluran nafas
Peningkatan asam lambung
Pengurangan produksi urine di ginjal
Efek jangka panjang
Gangguan saluran nafas dari atas kebawah: hidung, sinus, paru : asma ,
bronchitis, pnemonia, kanker paru dll.
Kanker di organ tubuh lainnya
Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah: stroke, jantung koroner,
Penurunan jumlah sperma.
Alkohol
Cara : diminum
Klasifikasi : depresan
Telah digunakan sejak zaman mesir kuno
Dibuat dari proses fermentasi
Efek dari alkohol
Senang, santai, hilang rasa malu
Hilang keseimbangan, pusing muntah, mabuk
Bicara tidak jelas
Menurunnya frekwensi nafas
Efek jangka panjang alkohol
Ketergantungan
Ganguan sistem pencernaan : maag, pola makan terganggu
Gangguan hati : pengerasan hati, kanker, perlemakan hati
Kerusakan Otak: halusinasi, ingatan menurun
Gangguan syaraf tepi : tremor
Gangguan organ tubuh lain : pankreas, jantung , paru, organ seksual
Ganja/mariyuana
Dihisap, dimakan, diminum.
Termasuk depresan , ada yang mengklasifikasi gol kanabinoid
Zat aktif: THC = tetra hidro cannabinol yang menyebabkan adiksi
Tanaman yang telah dibudidayakan sejak jaman dahulu
Dipakai pada upacara ritual pada era kaum Indian
Efek dari ganja
Santai , eforia, percaya diri
Nafsu makan bertambah
Halusinasi
Cemas dan panik
Paranoid (curiga)
Jangka panjang : ketergantungan, psikosis, gairah seks menurun, penurunan
sistem kekebalan, gangguan pernafasan, masalah sos-ek dan hukum
Heroin
Klasifikasi : depresan
Cara : dihisap, disuntik
Termasuk kelompok opiodaà opium diolah menghasilkan morfin, codein, heroin
dipakai untuk menghilangkan rasa sakit
Efek dari heroin
Senang , eforia
Hilang rasa sakit
Mual, muntah, pusing
Menurun frek nafas
Efek jangka panjang heroin
Ketergantungan
Sembelit
Menstruasi tidak teratur
Menurunnya gairah seksual
Mandul
Kurang gizi
Menyebabkan gejala putus obat (craving, gelisah, kram perut, muntah, dll)
Amphetamin
Klasifikasi: Stimulan
Cara: dihirup, dihisap, ditelan, disuntik
Dahulu dipakai tentara Jepang untuk menahan nafsu makan
Shabu-shabu (turunan dari amphetamin) 10 tahun terakhir ini dipakai oleh
remaja pada pesta-pesta
Efek dari amphetamin
Euphoria, senang, percaya diri
Lebih mudah bersosialisasi
Hilang nafsu makan
Berkeringat
Mual, cemas
Rahang mengatup dan gigi geraham mengunyah
Denyut jantung meningkat
Efek jangka panjang amphetamin
Ketergantungan, terjadinya toleransi pada tubuh
Kekurangan gizi, lemah, depresi
Psikosis: ada halusinasi, paranoid, perilaku kasar
Kokain
Klasifikasi: stimulan
Cara: dihirup, disuntik, dihisap
Asal dari tanaman koka di Amerika Latin
Dibeli dalam bentuk serbuk atau kristal
Turunan dari kokain: “ crack” sangat terkenal di AS
Efek kokain
Senang, euphoria, bersemangat, peningkatan percaya diri
Banyak bicara
Nafsu makan menurun
Tahan akan keletihan
Peningkatan denyut jantung
Efek jangka panjang: cemas, halusinasi, psikosis, paranoid, serangan
jantung, stroke
Inhalan/Solven
Klasifikasi: depresan
Cara: dihirup
Sering dipakai pada anak jalanan
Pemakainya sering keracunan
Ada pada lem, tinta spidol, cat kuku, minyak korek api, cairan pembersih
rumah tangga dll
Efek dari Inhalan
Gembira, ngantuk, menjadi lebih percaya diri
Sakit kepala, pusing
Diare
Perih di hidung dan mulut
Gelisah
Efek jangka panjang: gemetar, kelelahan, kerusakan otak, depresi, kejang
LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
Klasifikasi: Halusinogen
Pemakaian: ditelan, diletakkan di lidah
Mula-mula ditemukan di India, dahulu dipakai pada upacara keagamaan (jamur
ajaib, meskalin)
Efek LSD
Sulit diprediksi:
Good trip: euphoria, senang, sensasi tubuh yang aneh misalnya mengambang,
terbang, dll
Bad trip: panik, cemas, halusinasi yang menakutkan, paranoid, dll
Gejala dan tanda-tanda penyalahguna narkoba
Journal of American Medical Assotiation :
37% alkohol-abusers dan 53% drug-abusers , sedikitnya 1 orang menderita
gangg jiwa yg serius.
Dari semua gangguan mental, 29% nya adalah pecandu NARKOBA
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Ada 2 faktor yang saling berkaitan erat
PENDORONG, predisposisi
mis: pribadi yg tdk percaya diri
PENCETUS
mis: stresor
Terjadinya ketergantungan dipengaruhi oleh beberapa faktor
Faktor zat
Faktor individu
Faktor lingkungan
Faktor individu
Faktor Kepribadian (internal)
Faktor Kontribusi (external)
Cukup tinggi pengaruhnya untuk menjadi ketergantungan.
Faktor inilah yang menentukan individu menjadi kelompok berisiko tinggi
atau tidak.
FAKTOR INDIVIDU YANG BERISIKO TINGGI
FAKTOR KEPRIBADIAN , kondisi psikologis yang bersifat internal misal:
mudah kecewa
emosional
pembosan
pemberontak
kurang PD (percaya diri)
depresi
egosentrik
mudah dipengaruhi orang, dll
FAKTOR INDIVIDU …………………..
FAKTOR KONTRIBUSI kondisi psikologis yang bersifat external misal:
kehamilan di masa remaja
kurang kasih sayang
putus sekolah
rasa kesepian
homeless
PHK (pemutusan hubungan kerja)
Faktor zat (narkoba)
Ketersediaan bahan
Kemudahan didapat (sehingga harus diatur penanaman, produksi, distribusi,
dll)
Efek dari zat
Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga: hubungan antar anggota
Lingkungan sosial: sekolah, pekerjaan
Lingkungan diluar: pengaruh dari luar
Penyalahgunaan narkoba
à penyimpangan perilaku
Sebesar apapun faktor kontribusi dan seluas apapun faktor lingkungan, namun
apabila individu (seorg remaja) memiliki pertahanan diri yg kuat &
kepribadian yg mantap è mampu mengarahkan diri kpd hal-hal atau perilaku yg
tdk menjurus pd penyimpangan
GEJALA PENYALAHGUNA NARKOBA
Perubahan fisik
Perubahan perilaku
Perubahan kejiwaan: sindroma ketergantungan (craving, withdrawal)
Ditemukannya zat/bahan , peralatan narkoba
Perubahan fisik
Pada waktu pakaw
Jalan sempoyongan
Bicara cadel
Tampak terkantuk-kantuk
Overdosis
Nafas denyut jantung dan nadi lambat
Pada waktu sakaw
Mata, hidung berair, mual smp muntah,
Sakit di seluruh tubuh
Kejang, takut air/tidak mau mandi
Pengaruh jangka panjang
Penampilan acuh, kebersihan kurang,
Tampak bekas suntikan dikulit
Tanda-tanda Fisik
Otot tegang/kaku
Pusing, sakit kepala
Sakit perut, mual
Sakit dada, jantung berdebar-debar
Perubahan pola makan
Badan lemas, tidak berenergi
Tanda-tanda Psikis
Menjadi pendiam
Gugup, cepat tersinggung
Murung, sendu
Jadi penakut
Ingin bicara tidak jadi (krn lupa at takut)
Marah/menangis yang tidak biasa
Kehilangan minat
Kepercayaan diri turun naik dengan cepat
Di sekolah
Prestasi akademik menurun
Sering membolos
Sering terlambat masuk di awal pelajaran dan setelah istirahat
Konsentrasi dan daya ingat melemah/tidak dapat konsentrasi
Sering terlambat/tidak bayar uang sekolah
Keadaan yang dpt diamati
Sikap bermusuhan, tidak kooperatif, antagonistik
Menjadi cepat marah
Cepat lelah, malas, atau jadi lebih bersemangat
Pandai berbohong
Tidak bergairah melakukan kegiatan yang biasanya disukai
Perubahan pola makan
Perubahan pola tidur
Menjadi tidak rapi
Mendadak bicara cadel/gagap
Mata merah, berair, sayu atau sembab
Hidung berlendir walaupun tidak sedang flu
Penemuan parafenelia
Narkobanya; berbentuk seperti pil, tablet, kapsul, bubuk putih, bubuk
seperti gula batu, gula kelapa, lintingan
Parafenelia: lintingan rokok, boong, kertas alumunium, sedotan
Pengaruh karena adiksi
Akan berbuat apa saja demi mendapat obat ---- Ketergantungan
Toleransi terhadap obat (kecenderungan menambah dosis obat
Gejala withdrawal / gejala putus obat
Dampak penyalahgunaan narkoba
Dampak individu
Jasmani
Ketergantungan
Dampak keluarga
Dampak sosial
Dampak negara dan bangsa
Dampak fisik/jasmani
Gangguan Susunan Syaraf Pusat
Gangguan jantung dan pembuluh darah
GangguanKulit
Gangguan Saluran pencernaan
Gangguan endokrine
Gangguan fungsi seksual
Gangguan pada otot penurunan fungsi otot
HIV-AIDS, Hep C
Gangguan/kerusakan organ tubuh akibat penyalahgunaan Narkoba
Kerusakan jaringan otak
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Usaha pencegahan perlu memperhatikan unsur penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba
Unsur individu
Unsur narkoba
Unsur lingkungan
Perbedaan pencegahan dan penanggulangan
Pencegahan
Proses belum terjadi
Jangka panjang
Biaya sedikit
Usaha tak terlalu besar
Hasil terlihat dalam waktu lama
Penanggulangan
Proses sudah terjadi
Jangka pendek
Biaya besar
Diperlukan usaha yang besar
Diharapkan hasil dalam waktu singkat
“Spectrum Pencegahan”
BERBAGAI ISTILAH SEPUTAR NARKOBA
1. Sakaw : sakit karena lagi 'nagih'.
2. BD : sebutan untuk bandar narkoba.
3. Parno : paranoid karena ngedrugs.
4. Junkies : sebutan untuk pecandu.
5. Relaps : kembali lagi ngedrugs karena 'rindu'.
6. Bong : alat mengisap shabu.
7. O-de : over dosis.
8. PT : sebutan lain putauw (heroin).
9. Ngubas atau nyabu : pakai shabu-shabu.
10. Bedak/etep putih : sebutan lain putauw/heroin.
11. Wakas : ketagihan.
12. Pakauw : pakai putauw.
13. Kipe/cucauw/nyipet/ngecam : nyuntik/memasukan obat ke tubuh.
14. Pedauw/badai : teler/mabok
15. Ubas : shabu.
16. Kertim : kertas timah.
17. Afo : aluminium foil.
18. Bhironk : orang Nigeria/pesuruh.
19. Insul/spidol : alat suntik.
20. Paket/pahe : pembelian heroin/putauw dalam jumlah terkecil.
21. Gauw : gram.
22. Sperempi : ¼ gram.
23. Setangki : ½ gram.
24. Giber/giting/gonjes: mabok/teller.
25. Hawai/cimeng/rasta/ulah/gele/buda/stik : ganja.
Menurut WHO (1982)
Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat
merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk
makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh
normal
NARKOTIKA
Zat/obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menurunkan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan
PSIKOTROPIKA
Zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku
BAHAN/ZAT ADIKTIF
Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang pengunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik. Mis : Alkohol ,
rokok, cafein.
Sekilas tentang IDU
(Penasun)
Penggunaan narkoba dengan jarum suntik (Penasun)
Menggunakan 1 jarum untuk beberapa orang secara bergantian
65 % dari pengguna Narkoba (data RSKO)
Umumnya setelah 2-4 tahun menggunakan narkoba lain
Narkoba yang sering digunakan heroin dan shabu-shabu(MDMA) sedikit kokain
Kerja Narkoba
Narkoba à Susunan Syaraf Pusat
Patofisiologi
NARKOBA DAN PENGARUHNYA PADA OTAK
Narkoba mempengaruhi cara kerja Sistem Saraf pusat (SSP) dan Sistem Saraf
Tepi (SST)
Otak adalah organ yang menerima dan memberi informasi
SSP mengendalikan beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, denyut
jantung, nafas.
Otak mempunyai ribuan sel yang menerima pengaruh narkoba yang bisa berbeda
pada tiap orang sehingga bisa menghasilkan efek yang tidak sama pada setiap
pengguna.
Tujuan seseorang menggunakan narkoba?
Apapun alasannya
Tujuan mereka mencari hal-hal yang menyenangkan, merubah perasaan atau mood
suasana hati) bagi orang tersebut
Bagaimana Narkoba mempengaruhi seseorang?
Tergantung dari :
-Dosis/banyak jumlah obat
-Frekwensi penggunaan
-Konsentrasi Obat/kandungan bahan
-Suasana hati/mood ketika m’gunakan
Cara Narkoba digunakan
Dimakan,
dihisap,
Dihirup/disedot melalui hidung,
Ditempel kekulit,
Disuntikan
Ditaruh diluka
Melalui dubur
Beberapa istilah pada penyalahgunaan Narkoba
Toleransi
Adiksi
Gejala Putus obat
Pemakaian narkoba ganda
Jenis Narkoba
Menurut hukum :
Narkoba yang legal dan yang illegal
Menurut efek terhadap Susunan Saraf Pusat
Stimulan
Depresan
Hallusinogen
Obat terlarang (illegal)
Dilarang secara hukum mis: heroin, ekstasi
Dilarang dalam lingkungan tertentu: alkohol hanya untuk orang dewasa
Secara umum dilarang tetapi tidak dilarang dalam lingkungan tertentu (valium
harus dengan resep dokter)
Pengelompokan narkoba menurut Undang-undang RI no 22 thn 1997 tentang
Narkotika
Gol Opioda seperti opium : Morphin, heroin, putaw dll.
Gol Koka seperti daun koka : kokain
Gol Kanabis: daun ganja , Hashish
(Semua yang diatas dimasukan Narkotika yang ILEGAL)
Pengelompokan Narkoba menurut Undang-undang RI no 5 thn 1997 tentang
Psikotropika
LSD, MDMA, ecstasy
Amphetamin
Barbiturat : luminal
Benzodiazepin : diazepam
Semua yang diatas dimasukan Psikotropika yang ILEGAL)
PENGGOLONGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA & BAHAN ADIKTIF LAINNYA SESUAI UU NO.
22 TH 1997 & 5 TH 1997
Stimulan
Merangsang / Meningkatkan kegiatan pada Susunan Saraf Pusat
Mempercepat proses mental
Contoh;
ringan -kafein
-nikotin
sedang -efedrine
kuat -amphetamin
-kokain
Efek dari stimulan
Menjadi sulit tidur
Menurunkan nafsu makan
Dada berdebar
Banyak bicara
Meningkatlkan kesiagaan
Gelisah
Cepat marah, agitasi
Agresif
Depresan
Menekan / Menurunkan kegiatan Susunan Saraf Pusat
dll
Memperlambat memperlambat proses mental sehingga menjadi rileks
Contoh :
Alkohol
Opiat
Canabis
Barbiturat:seconal,amytal Tranquilliser:valium mogadon, serapax ativan dll
Solven/ Inhalan
Efek dari depresan
Rasa tenang nyaman
Rasa gembira oleh karena stress mental ditekan
Hilangnya rasa gelisah
Bicara lambat
Menurunnya koordinasi
Nafsu makan meningkat
Denyut jantung dan frek nafas menurun
Halusinogen
Menyebabkan terjadinya hallusinasi
Mengubah persepsi dan pandangan terhadap sesuatu objek : membuat pemakai nya
melihat/mendengar sesuatu terhadap hal yang sebenarnya tidak ada, sesuatu
dengan persepsi yang berbeda.
Contoh:
LSD =Lysergic Acid Diethylamide------ritual indian
Magic Mushroom
Mescaline
Ganja (mempunyai efekdepresan)
Ekstasi (mempunyai efek stimulan))
Efek dari Halusinogen
Efek sulit diprediksi (bad trip/ good trip)
Distorsi persepsi pendengaran dan penglihatan
Sensasi tubuh yang aneh
Mengambang
Otot melilit
Pusing, mual, muntah
Peningkatan denyut jantung , nafas, tekanan darah
Tembakau
Dihisap , dikunyah , dihirup
Klasifikasi : Stimulan
Berisi ribuan zat kimia salah satunya nikotin yang merupakan zat adiktif
dari rokok
Mengandung zat perangsang tumbuhnya kanker
Mengandung zat yang menyebabkan gangguan pembuluh darah sehingga jangka
panjang menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah.
Zat-zat yg dikandung sebatang rokok
kira2 ada 4500 jenis zat kimia)
Efek dari tembakau
Rangsangan pada otak sehingga pengguna merasa tenang
Menurunkan nafsu makan, saraf rasa di lidah, saraf penciuman
Kelumpuhan cilia disaluran nafas
Peningkatan asam lambung
Pengurangan produksi urine di ginjal
Efek jangka panjang
Gangguan saluran nafas dari atas kebawah: hidung, sinus, paru : asma ,
bronchitis, pnemonia, kanker paru dll.
Kanker di organ tubuh lainnya
Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah: stroke, jantung koroner,
Penurunan jumlah sperma.
Alkohol
Cara : diminum
Klasifikasi : depresan
Telah digunakan sejak zaman mesir kuno
Dibuat dari proses fermentasi
Efek dari alkohol
Senang, santai, hilang rasa malu
Hilang keseimbangan, pusing muntah, mabuk
Bicara tidak jelas
Menurunnya frekwensi nafas
Efek jangka panjang alkohol
Ketergantungan
Ganguan sistem pencernaan : maag, pola makan terganggu
Gangguan hati : pengerasan hati, kanker, perlemakan hati
Kerusakan Otak: halusinasi, ingatan menurun
Gangguan syaraf tepi : tremor
Gangguan organ tubuh lain : pankreas, jantung , paru, organ seksual
Ganja/mariyuana
Dihisap, dimakan, diminum.
Termasuk depresan , ada yang mengklasifikasi gol kanabinoid
Zat aktif: THC = tetra hidro cannabinol yang menyebabkan adiksi
Tanaman yang telah dibudidayakan sejak jaman dahulu
Dipakai pada upacara ritual pada era kaum Indian
Efek dari ganja
Santai , eforia, percaya diri
Nafsu makan bertambah
Halusinasi
Cemas dan panik
Paranoid (curiga)
Jangka panjang : ketergantungan, psikosis, gairah seks menurun, penurunan
sistem kekebalan, gangguan pernafasan, masalah sos-ek dan hukum
Heroin
Klasifikasi : depresan
Cara : dihisap, disuntik
Termasuk kelompok opiodaà opium diolah menghasilkan morfin, codein, heroin
dipakai untuk menghilangkan rasa sakit
Efek dari heroin
Senang , eforia
Hilang rasa sakit
Mual, muntah, pusing
Menurun frek nafas
Efek jangka panjang heroin
Ketergantungan
Sembelit
Menstruasi tidak teratur
Menurunnya gairah seksual
Mandul
Kurang gizi
Menyebabkan gejala putus obat (craving, gelisah, kram perut, muntah, dll)
Amphetamin
Klasifikasi: Stimulan
Cara: dihirup, dihisap, ditelan, disuntik
Dahulu dipakai tentara Jepang untuk menahan nafsu makan
Shabu-shabu (turunan dari amphetamin) 10 tahun terakhir ini dipakai oleh
remaja pada pesta-pesta
Efek dari amphetamin
Euphoria, senang, percaya diri
Lebih mudah bersosialisasi
Hilang nafsu makan
Berkeringat
Mual, cemas
Rahang mengatup dan gigi geraham mengunyah
Denyut jantung meningkat
Efek jangka panjang amphetamin
Ketergantungan, terjadinya toleransi pada tubuh
Kekurangan gizi, lemah, depresi
Psikosis: ada halusinasi, paranoid, perilaku kasar
Kokain
Klasifikasi: stimulan
Cara: dihirup, disuntik, dihisap
Asal dari tanaman koka di Amerika Latin
Dibeli dalam bentuk serbuk atau kristal
Turunan dari kokain: “ crack” sangat terkenal di AS
Efek kokain
Senang, euphoria, bersemangat, peningkatan percaya diri
Banyak bicara
Nafsu makan menurun
Tahan akan keletihan
Peningkatan denyut jantung
Efek jangka panjang: cemas, halusinasi, psikosis, paranoid, serangan
jantung, stroke
Inhalan/Solven
Klasifikasi: depresan
Cara: dihirup
Sering dipakai pada anak jalanan
Pemakainya sering keracunan
Ada pada lem, tinta spidol, cat kuku, minyak korek api, cairan pembersih
rumah tangga dll
Efek dari Inhalan
Gembira, ngantuk, menjadi lebih percaya diri
Sakit kepala, pusing
Diare
Perih di hidung dan mulut
Gelisah
Efek jangka panjang: gemetar, kelelahan, kerusakan otak, depresi, kejang
LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
Klasifikasi: Halusinogen
Pemakaian: ditelan, diletakkan di lidah
Mula-mula ditemukan di India, dahulu dipakai pada upacara keagamaan (jamur
ajaib, meskalin)
Efek LSD
Sulit diprediksi:
Good trip: euphoria, senang, sensasi tubuh yang aneh misalnya mengambang,
terbang, dll
Bad trip: panik, cemas, halusinasi yang menakutkan, paranoid, dll
Gejala dan tanda-tanda penyalahguna narkoba
Journal of American Medical Assotiation :
37% alkohol-abusers dan 53% drug-abusers , sedikitnya 1 orang menderita
gangg jiwa yg serius.
Dari semua gangguan mental, 29% nya adalah pecandu NARKOBA
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Ada 2 faktor yang saling berkaitan erat
PENDORONG, predisposisi
mis: pribadi yg tdk percaya diri
PENCETUS
mis: stresor
Terjadinya ketergantungan dipengaruhi oleh beberapa faktor
Faktor zat
Faktor individu
Faktor lingkungan
Faktor individu
Faktor Kepribadian (internal)
Faktor Kontribusi (external)
Cukup tinggi pengaruhnya untuk menjadi ketergantungan.
Faktor inilah yang menentukan individu menjadi kelompok berisiko tinggi
atau tidak.
FAKTOR INDIVIDU YANG BERISIKO TINGGI
FAKTOR KEPRIBADIAN , kondisi psikologis yang bersifat internal misal:
mudah kecewa
emosional
pembosan
pemberontak
kurang PD (percaya diri)
depresi
egosentrik
mudah dipengaruhi orang, dll
FAKTOR INDIVIDU …………………..
FAKTOR KONTRIBUSI kondisi psikologis yang bersifat external misal:
kehamilan di masa remaja
kurang kasih sayang
putus sekolah
rasa kesepian
homeless
PHK (pemutusan hubungan kerja)
Faktor zat (narkoba)
Ketersediaan bahan
Kemudahan didapat (sehingga harus diatur penanaman, produksi, distribusi,
dll)
Efek dari zat
Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga: hubungan antar anggota
Lingkungan sosial: sekolah, pekerjaan
Lingkungan diluar: pengaruh dari luar
Penyalahgunaan narkoba
à penyimpangan perilaku
Sebesar apapun faktor kontribusi dan seluas apapun faktor lingkungan, namun
apabila individu (seorg remaja) memiliki pertahanan diri yg kuat &
kepribadian yg mantap è mampu mengarahkan diri kpd hal-hal atau perilaku yg
tdk menjurus pd penyimpangan
GEJALA PENYALAHGUNA NARKOBA
Perubahan fisik
Perubahan perilaku
Perubahan kejiwaan: sindroma ketergantungan (craving, withdrawal)
Ditemukannya zat/bahan , peralatan narkoba
Perubahan fisik
Pada waktu pakaw
Jalan sempoyongan
Bicara cadel
Tampak terkantuk-kantuk
Overdosis
Nafas denyut jantung dan nadi lambat
Pada waktu sakaw
Mata, hidung berair, mual smp muntah,
Sakit di seluruh tubuh
Kejang, takut air/tidak mau mandi
Pengaruh jangka panjang
Penampilan acuh, kebersihan kurang,
Tampak bekas suntikan dikulit
Tanda-tanda Fisik
Otot tegang/kaku
Pusing, sakit kepala
Sakit perut, mual
Sakit dada, jantung berdebar-debar
Perubahan pola makan
Badan lemas, tidak berenergi
Tanda-tanda Psikis
Menjadi pendiam
Gugup, cepat tersinggung
Murung, sendu
Jadi penakut
Ingin bicara tidak jadi (krn lupa at takut)
Marah/menangis yang tidak biasa
Kehilangan minat
Kepercayaan diri turun naik dengan cepat
Di sekolah
Prestasi akademik menurun
Sering membolos
Sering terlambat masuk di awal pelajaran dan setelah istirahat
Konsentrasi dan daya ingat melemah/tidak dapat konsentrasi
Sering terlambat/tidak bayar uang sekolah
Keadaan yang dpt diamati
Sikap bermusuhan, tidak kooperatif, antagonistik
Menjadi cepat marah
Cepat lelah, malas, atau jadi lebih bersemangat
Pandai berbohong
Tidak bergairah melakukan kegiatan yang biasanya disukai
Perubahan pola makan
Perubahan pola tidur
Menjadi tidak rapi
Mendadak bicara cadel/gagap
Mata merah, berair, sayu atau sembab
Hidung berlendir walaupun tidak sedang flu
Penemuan parafenelia
Narkobanya; berbentuk seperti pil, tablet, kapsul, bubuk putih, bubuk
seperti gula batu, gula kelapa, lintingan
Parafenelia: lintingan rokok, boong, kertas alumunium, sedotan
Pengaruh karena adiksi
Akan berbuat apa saja demi mendapat obat ---- Ketergantungan
Toleransi terhadap obat (kecenderungan menambah dosis obat
Gejala withdrawal / gejala putus obat
Dampak penyalahgunaan narkoba
Dampak individu
Jasmani
Ketergantungan
Dampak keluarga
Dampak sosial
Dampak negara dan bangsa
Dampak fisik/jasmani
Gangguan Susunan Syaraf Pusat
Gangguan jantung dan pembuluh darah
GangguanKulit
Gangguan Saluran pencernaan
Gangguan endokrine
Gangguan fungsi seksual
Gangguan pada otot penurunan fungsi otot
HIV-AIDS, Hep C
Gangguan/kerusakan organ tubuh akibat penyalahgunaan Narkoba
Kerusakan jaringan otak
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Usaha pencegahan perlu memperhatikan unsur penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba
Unsur individu
Unsur narkoba
Unsur lingkungan
Perbedaan pencegahan dan penanggulangan
Pencegahan
Proses belum terjadi
Jangka panjang
Biaya sedikit
Usaha tak terlalu besar
Hasil terlihat dalam waktu lama
Penanggulangan
Proses sudah terjadi
Jangka pendek
Biaya besar
Diperlukan usaha yang besar
Diharapkan hasil dalam waktu singkat
“Spectrum Pencegahan”
BERBAGAI ISTILAH SEPUTAR NARKOBA
1. Sakaw : sakit karena lagi 'nagih'.
2. BD : sebutan untuk bandar narkoba.
3. Parno : paranoid karena ngedrugs.
4. Junkies : sebutan untuk pecandu.
5. Relaps : kembali lagi ngedrugs karena 'rindu'.
6. Bong : alat mengisap shabu.
7. O-de : over dosis.
8. PT : sebutan lain putauw (heroin).
9. Ngubas atau nyabu : pakai shabu-shabu.
10. Bedak/etep putih : sebutan lain putauw/heroin.
11. Wakas : ketagihan.
12. Pakauw : pakai putauw.
13. Kipe/cucauw/nyipet/ngecam : nyuntik/memasukan obat ke tubuh.
14. Pedauw/badai : teler/mabok
15. Ubas : shabu.
16. Kertim : kertas timah.
17. Afo : aluminium foil.
18. Bhironk : orang Nigeria/pesuruh.
19. Insul/spidol : alat suntik.
20. Paket/pahe : pembelian heroin/putauw dalam jumlah terkecil.
21. Gauw : gram.
22. Sperempi : ¼ gram.
23. Setangki : ½ gram.
24. Giber/giting/gonjes: mabok/teller.
25. Hawai/cimeng/rasta/ulah/gele/buda/stik : ganja.
Selasa, 14 Desember 2010
11 INDIKATOR PEMBELAJARAN PAIKEM
1. Metode Pembelajaran :
* Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian, berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.
* Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan spesifikasi bahan ajar.
* Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan RPP.
2. Pengelolaan Kelas :
* Kegiatan belajar siswa variatif (individual, berpasangan , kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
* Kelompok belajar siswa beragam (gender, sosial-ekonomi, intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
* Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar (sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
* Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
* Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara siswa dan guru. Idealnya murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).
3. Ketrampilan Bertanya :
* Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung siswa dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
* Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu) yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk siswa yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
* Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan gagasan guru/siswa lain.
* Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh.
* Siswa berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan pendapat baik secara lisan/tulisan.
4. Pelayanan Individual :
* Terdapat program kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.
* Siswa dapat menyelesaikan tugas /permasalahannya dengan membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
* Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb).
* Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual ( tipe belajar, siswa: audio, visual, motorik, audio-visual, audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.
* Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan didokumentasikan.
5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran
* Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
* Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan sendiri dan /atau bersama siswa/orangtua siswa.
* Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaranyang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
* Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan konsep/gagasan/rumus/cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.
6. Umpan Balik dan Evaluasi
* Guru memberikan umpan balik yang menantang (mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut) sesuai dengan kebutuhan siswa.
* Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.
* Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
* Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward /penghargaan dan pengakuan secara verbal dan/atau non verbal.
7. Komunikasi dan Interaksi
* Bantuan guru kepada siswa dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir (misalnya dengan mengajukan pertanyaan kembali).
* Setiap pembelajaran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang ditandai : tidak ada rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).
* Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, pelecehan seksual).
* Perilaku warga kelas (siswa dan guru) sesuai dengan tata tertib yang dibuat bersama dan etika yang berlaku.
* Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain berbicara.
* Komunikasi terjalin dengan baik antara guru-siswa dan siswa-siswa.
8. Keterlibatan Siswa
* Siswa aktif dan asyik berbuat /bekerja dalam setiap kegiatan pembelajaran.
* Guru selalu meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu.
* Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing siswa dan terlaksana secara bergilir.
9. Refleksi
* Setiap usai pembelajaran guru meminta siswa menuliskan/mengungkapkan kesan dan keterpahaman siswa tentang apa yang telah dipelajari.
* Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10. Hasil Karya Siswa
* Berbagai hasil karya siswa dipajangkan, ditata rapid an diganti secara teratur sesuai perkembangan penyampaian materi pembelajaran.
* Hasil karya siswa adalah murni karya /buatan siswa sendiri.
11. Hasil Belajar
* Hasil belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
* Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai dengan potensinya (kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat, bertanggung jawab dan kepemimpinan).
* Siswa mengelami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab dan tampil di depan kelas).
Pertanyaan selanjutnya : "SUDAHKAH KITA MENGAJAR SEPERTI INDIKATOR TERSEBUT"
= JAWAB MASING-MASING =
* Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian, berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.
* Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan spesifikasi bahan ajar.
* Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan RPP.
2. Pengelolaan Kelas :
* Kegiatan belajar siswa variatif (individual, berpasangan , kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
* Kelompok belajar siswa beragam (gender, sosial-ekonomi, intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
* Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar (sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
* Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
* Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara siswa dan guru. Idealnya murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).
3. Ketrampilan Bertanya :
* Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung siswa dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
* Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu) yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk siswa yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
* Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan gagasan guru/siswa lain.
* Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh.
* Siswa berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan pendapat baik secara lisan/tulisan.
4. Pelayanan Individual :
* Terdapat program kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.
* Siswa dapat menyelesaikan tugas /permasalahannya dengan membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
* Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb).
* Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual ( tipe belajar, siswa: audio, visual, motorik, audio-visual, audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.
* Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan didokumentasikan.
5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran
* Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
* Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan sendiri dan /atau bersama siswa/orangtua siswa.
* Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaranyang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
* Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan konsep/gagasan/rumus/cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.
6. Umpan Balik dan Evaluasi
* Guru memberikan umpan balik yang menantang (mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut) sesuai dengan kebutuhan siswa.
* Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.
* Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
* Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward /penghargaan dan pengakuan secara verbal dan/atau non verbal.
7. Komunikasi dan Interaksi
* Bantuan guru kepada siswa dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir (misalnya dengan mengajukan pertanyaan kembali).
* Setiap pembelajaran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang ditandai : tidak ada rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).
* Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, pelecehan seksual).
* Perilaku warga kelas (siswa dan guru) sesuai dengan tata tertib yang dibuat bersama dan etika yang berlaku.
* Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain berbicara.
* Komunikasi terjalin dengan baik antara guru-siswa dan siswa-siswa.
8. Keterlibatan Siswa
* Siswa aktif dan asyik berbuat /bekerja dalam setiap kegiatan pembelajaran.
* Guru selalu meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu.
* Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing siswa dan terlaksana secara bergilir.
9. Refleksi
* Setiap usai pembelajaran guru meminta siswa menuliskan/mengungkapkan kesan dan keterpahaman siswa tentang apa yang telah dipelajari.
* Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10. Hasil Karya Siswa
* Berbagai hasil karya siswa dipajangkan, ditata rapid an diganti secara teratur sesuai perkembangan penyampaian materi pembelajaran.
* Hasil karya siswa adalah murni karya /buatan siswa sendiri.
11. Hasil Belajar
* Hasil belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
* Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai dengan potensinya (kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat, bertanggung jawab dan kepemimpinan).
* Siswa mengelami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab dan tampil di depan kelas).
Pertanyaan selanjutnya : "SUDAHKAH KITA MENGAJAR SEPERTI INDIKATOR TERSEBUT"
= JAWAB MASING-MASING =
LESSON STUDY part 3
PERANCANGAN LS
1. Judul LS :
2. Tujuan :
3. Hubungan LS dengan Kurikulum :
4. Kelas :
5. Model Pembelajaran dalam LS :
6. Prosedur LS :
No Aktivitas Belajar Dukungan Guru Evaluasi
1 Permasalahan ................... ...............
2 Pemecahan masalah
secara individual .................... ...............
3 Diskusi kelas dan
sharing pemecahan
masalah ................... ................
4 Menemukan solusi
terhadap masalah .................... ...............
5 Rangkuman .................... ................
7. Evaluasi :
PENATAAN TUJUAN DAN PEMILIHAN TEMA LESSON STUDY
Pikirkan tentang siswa yang akan dilayani
Gagasan Anda:
Kualitas apa yang diharapkan akan dicapai siswa lima tahun darisekarang?
Faktual:
Buat daftar kualitas yang tercapai sekarang ini
Gap yang terjadi:
Bandingkan gagasan yang diprogram dengan kenyataan (faktual).
Kesenjangan apa yang akan dicarikan pemecahannya?
Thema Research: (Tujuan jangka Panjang)
Nyatakan secara positif gagasan kualitas siswa yang dipilih untuk
dicarikan pemecahannya.
Contoh:
Keterampilan-keterampilan akademik dasar yang akan
menjamin kemajuan siswa dan pengakuan terhadap
hak asasi manusia
Thema penelitian anda:
1. Judul LS :
2. Tujuan :
3. Hubungan LS dengan Kurikulum :
4. Kelas :
5. Model Pembelajaran dalam LS :
6. Prosedur LS :
No Aktivitas Belajar Dukungan Guru Evaluasi
1 Permasalahan ................... ...............
2 Pemecahan masalah
secara individual .................... ...............
3 Diskusi kelas dan
sharing pemecahan
masalah ................... ................
4 Menemukan solusi
terhadap masalah .................... ...............
5 Rangkuman .................... ................
7. Evaluasi :
PENATAAN TUJUAN DAN PEMILIHAN TEMA LESSON STUDY
Pikirkan tentang siswa yang akan dilayani
Gagasan Anda:
Kualitas apa yang diharapkan akan dicapai siswa lima tahun darisekarang?
Faktual:
Buat daftar kualitas yang tercapai sekarang ini
Gap yang terjadi:
Bandingkan gagasan yang diprogram dengan kenyataan (faktual).
Kesenjangan apa yang akan dicarikan pemecahannya?
Thema Research: (Tujuan jangka Panjang)
Nyatakan secara positif gagasan kualitas siswa yang dipilih untuk
dicarikan pemecahannya.
Contoh:
Keterampilan-keterampilan akademik dasar yang akan
menjamin kemajuan siswa dan pengakuan terhadap
hak asasi manusia
Thema penelitian anda:
LESSON STUDY part 2
Ada 8 (delapan) peluang yang dapat diperoleh oleh guru, apabila dia melaksanakan LS secara berkesinambungan. Ke-8 peluang tersebut sangat erat kaitannya dengan pengembangan profesionalisme guru (Lewis, 2002), yaitu :
1. LS memungkinkan Guru Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, dan Bidang Studi
LS tidak hanya memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik LS, guru sering
(a) menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar,
(b) memilih topikyang bagi guru sulit mengajarkannya,
(c) memilih subjek terkini, misalnya aspekkebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran,
(d) memusatkan perhatian pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya (misalnya bahasa dan matematika).
2. LS Memungkinkan Guru Mengkaji dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang Dapat Dikembangkan
Melalui LS, guru dapat mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik,misalnya guru mampu menghasilkan produk buku. Buku-buku tersebut memuat tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi mengenai kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain tidak hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka sedapat mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka lakukan. Proses tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.
3. LS memungkinkan Guru Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang Diajarkan
LS juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan. Dengan melaksanakan LS, guru dapat mengidentifikasi dan mengorganisasi informasi apa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi fokus kajian dalam LS. Melalui LS guru secara bersama-sama berkesempatan untuk memikirkan pengetahuan yang dianggap penting, apa saja yang belum mereka ketahui mengenai hal itu, dan berusaha mencari informasi yang mereka perlukan untuk membelajarkan siswa.
4. LS Memungkinkan Guru Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang Akan Dicapai Yang Berkaitan dengan Siswa
LS dapat memberi kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas ideal yang ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa itu adalah dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang dimaksud, misalnya sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan cara berpikir dalam menikmati sains.
5. LS Memungkinkan Guru Merancang Pembelajaran Secara Kolaboratif
LS memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang pembelajaran. Menurut Lewis (2002), rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10 pembelajaran yang diteliti setiap tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas kolaboratif sangat menguntungkan. Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya dengan pengalaman yang dilakukan oleh guru yang lain. Melalui LS guru dapat saling membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared knowledge.
6. LS Memungkinkan Guru Mengkaji Secara Cermat Cara dan ProsesBelajar Serta Tingkah Laku Siswa
LS memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta aktivitas siswa. Fokus LS hendaknya diarahkan pada peningkatan pembelajaran melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas LS sesungguhnya bukan menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam LS, guru perlu mencari bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang. Berdasarkan data yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui tanggapan siswa. Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat diajukan, adalah:
bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya?
Apakah siswa tertarik untuk belajar?
Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya?
Secara singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu dikumpulkan,yaitu :
hasil belajar akademis,
motivasi dan persepsi,
tingkah laku sosial,
sikap terhadapbelajar,
dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.
7. LS Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya
LS dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan pedagogis secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui LS guru secara terus menerus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus memikirkan bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan refleksi diri.
8. LS Memungkinkan Guru Melihat Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan Tanggapan Para Kolega
LS memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri melalui respon siswa dan tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega menjadi “cermin” bagi guru yang melaksanakan LS. Kolega dapat membantu guru mencatat kegiatan diskusi dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat tangan, atau mencatat pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana LS dapat pula meminta kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa mengalami pembelajaran yang efektip.
1. LS memungkinkan Guru Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, dan Bidang Studi
LS tidak hanya memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik LS, guru sering
(a) menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar,
(b) memilih topikyang bagi guru sulit mengajarkannya,
(c) memilih subjek terkini, misalnya aspekkebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran,
(d) memusatkan perhatian pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya (misalnya bahasa dan matematika).
2. LS Memungkinkan Guru Mengkaji dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang Dapat Dikembangkan
Melalui LS, guru dapat mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik,misalnya guru mampu menghasilkan produk buku. Buku-buku tersebut memuat tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi mengenai kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain tidak hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka sedapat mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka lakukan. Proses tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.
3. LS memungkinkan Guru Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang Diajarkan
LS juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan. Dengan melaksanakan LS, guru dapat mengidentifikasi dan mengorganisasi informasi apa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi fokus kajian dalam LS. Melalui LS guru secara bersama-sama berkesempatan untuk memikirkan pengetahuan yang dianggap penting, apa saja yang belum mereka ketahui mengenai hal itu, dan berusaha mencari informasi yang mereka perlukan untuk membelajarkan siswa.
4. LS Memungkinkan Guru Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang Akan Dicapai Yang Berkaitan dengan Siswa
LS dapat memberi kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas ideal yang ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa itu adalah dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang dimaksud, misalnya sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan cara berpikir dalam menikmati sains.
5. LS Memungkinkan Guru Merancang Pembelajaran Secara Kolaboratif
LS memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang pembelajaran. Menurut Lewis (2002), rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10 pembelajaran yang diteliti setiap tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas kolaboratif sangat menguntungkan. Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya dengan pengalaman yang dilakukan oleh guru yang lain. Melalui LS guru dapat saling membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared knowledge.
6. LS Memungkinkan Guru Mengkaji Secara Cermat Cara dan ProsesBelajar Serta Tingkah Laku Siswa
LS memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta aktivitas siswa. Fokus LS hendaknya diarahkan pada peningkatan pembelajaran melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas LS sesungguhnya bukan menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam LS, guru perlu mencari bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang. Berdasarkan data yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui tanggapan siswa. Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat diajukan, adalah:
bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya?
Apakah siswa tertarik untuk belajar?
Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya?
Secara singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu dikumpulkan,yaitu :
hasil belajar akademis,
motivasi dan persepsi,
tingkah laku sosial,
sikap terhadapbelajar,
dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.
7. LS Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya
LS dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan pedagogis secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui LS guru secara terus menerus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus memikirkan bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan refleksi diri.
8. LS Memungkinkan Guru Melihat Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan Tanggapan Para Kolega
LS memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri melalui respon siswa dan tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega menjadi “cermin” bagi guru yang melaksanakan LS. Kolega dapat membantu guru mencatat kegiatan diskusi dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat tangan, atau mencatat pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana LS dapat pula meminta kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa mengalami pembelajaran yang efektip.
LESSON STUDY part 1
Sadar akan hasil-hasil pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya-upaya tersebut, adalah melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkesinambungan,program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Penataran Kerja Guru (PKG),program kemitraan antara sekolah dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen, dan masih banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan secara intensif, tetapi pengemasan pendidikan sering tidak sejalan dengan hakikat belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, reformasi pendidikan yang dilakukan di Indonesia masih belum seutuhnya memperhatikan konsepsi belajar dan pembelajaran. Reformasi pendidikan seyogyanya dimulai dari bagaimana siswa dan guru belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata pada hasil belajar(Brook & Brook, 1993). Podhorsky & Moore (2006) menyatakan, bahwa reformasi pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perbaikan praktik mengajar dan belajar, bukan semata-mata berfokus pada perancangan kelas dengan teacher proof curriculum. Dengan demikian, praktik praktik pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa belajar.
Praktik-praktik pembelajaran hanya dapat diubah melalui pengujian terhadap cara-cara guru belajar dan mengajar serta menganalisis dampaknya terhadap perolehan belajar siswa. Agar hal ini terjadi, sekolah perlu menciptakan suatu proses yang mampu memfasilitasi para guru untuk melakukan kajian terhadap materi pembelajaran dan strategi-strategi mengajar secara sistematis, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan perolehan belajar. Guru seyogyanya mulai meninggalkan cara-cara rutinitas dalam pembelajaran, tetapi lebih menciptakan program-program pengembangan yang profesional. Upaya tersebut merupakan implikasi dari reformasi pendidikan dengan tujuan agar mampu mencapai peningkatan perolehan belajar siswa secara memadai. Program-program pengembangan profesi guru tersebut membutuhkan fasilitas yang dapat memberi peluang kepada mereka learning how to learn dan to learn aboutteaching. Fasilitas yang dimaksud, misalnya lesson study (kaji pembelajaran).
Lesson Study (LS) atau Kaji Pembelajaran adalah suatu pendekatan peningkatan pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Di Indonesia, LS telah diterapkan di tiga daerah (Malang, Yogyakarta, dan Bandung) sejak tahun 2006 melalui skema Strengthening In-Service Teacher Training of Mathematics and Science (SISTTEMS)(Susilo, 2007). LS menyediakan suatu cara bagi guru untuk dapat memperbaiki pembelajaran secara sistematis (Podhorsky & Moore, 2006). LS menyediakan suatu proses untuk berkolaborasi dan merancang lesson (pembelajaran) dan mengevaluasi kesuksesan strategi-strategi mengajar yang telah diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses dan perolehan belajar siswa (Lewis, 2002; Lewis, et al., 2006; Yuliati, et al., 2006). Dalamp roses-proses LS tersebut, guru bekerja sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran yang dikembangkannya secara kooperatif. Sementara itu,seorang guru mengimplementasikan pembelajaran dalam kelas, yang lain mengamati,dan mencatat pertanyaan dan pemahaman siswa. Penggunaan proses LS dengan program-program pengembangan yang profesional tersebut merupakan wahana untuk mengembalikan guru kepada budaya mengajar yang proporsional (Lewis & Tsuchida,1998).
LS merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction =pengajaran,atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian).Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan guru-guru untuk merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih lanjut, dia menyatakan, bahwa Lesson study adalah suatu proses yang kompleks, didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif, pencermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. LS pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan.
LS dapat berfungsi sebagai salah satu upaya pelaksanaan program in-servicetraining bagi para guru. Upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.Pelaksanaanya adalah di dalam kelas dengan tujuan memahami siswa secara lebih baik.LS dilaksanakan secara bersama-sama dengan guru lain.LS merupakan salah satu strategi pengembangan profesi guru. Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersama-sama, salah seorang guru ditugasi melaksanakan pembelajaran, guru lainnya mengamati belajar siswa. Proses ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru-guru berkumpul dan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang dilakukan, merevisi dan menyusun pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi.
Di samping melibatkan guru sebagai kolaborator, dalam LS juga melibatkan dosen LPTK dan pihak lain yang relevan dalam mengembangkan program dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Secara lebih sederhana, siklus LS dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan: Planning
Doing
Seeing
(Plan-Do-See) (Saito, et al. (2005).
Ketiga kegiatan tersebut diistilahkan sebagai kaji pembelajaran berorientasi praktik.
1. Perencanaan (Plan)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Dalam perencanaan, guru secara kolaboratif berbagi ide menyusun rancangan pembelajaran untuk menghasilkan cara-cara pengorganisasian bahan ajar,proses pembelajaran, maupun penyiapan alat bantu pembelajaran. Sebelum diimplementasikan dalam kelas, rancangan pembelajaran yang telah disusun kemudian disimulasikan. Pada tahap ini ditetapkan prosedur pengamatan dan instrumen yang diperlukan dalam pengamatan.
2. Pelaksanaan (Do)
Tahap pelaksanaan LS bertujuan untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan tersebut, salah satu guru berperan sebagai pelaksana LS dan guru yang lain sebagai pengamat. Fokus pengamatan bukan pada penampilan guru yang mengajar, tetapi lebih diarahkan pada kegiatan belajar siswa dengan berpedoman pada prosedur dan insturumen yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Pengamat tidak diperkenankan mengganggu proses pembelajaran.
3. Refleksi (See)
Tujuan refleksi adalah untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajarn. Kegiatan diawali dengan penyampaian kesan dari pembelajar dan selanjutnya diberikan kepada pengamat. Kritik dan saran diarahkan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati guru yang membelajarkan. Masukan yang positif dapat digunakan untuk merancang kembali pembelajaran yang lebih baik.
Praktik-praktik pembelajaran hanya dapat diubah melalui pengujian terhadap cara-cara guru belajar dan mengajar serta menganalisis dampaknya terhadap perolehan belajar siswa. Agar hal ini terjadi, sekolah perlu menciptakan suatu proses yang mampu memfasilitasi para guru untuk melakukan kajian terhadap materi pembelajaran dan strategi-strategi mengajar secara sistematis, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan perolehan belajar. Guru seyogyanya mulai meninggalkan cara-cara rutinitas dalam pembelajaran, tetapi lebih menciptakan program-program pengembangan yang profesional. Upaya tersebut merupakan implikasi dari reformasi pendidikan dengan tujuan agar mampu mencapai peningkatan perolehan belajar siswa secara memadai. Program-program pengembangan profesi guru tersebut membutuhkan fasilitas yang dapat memberi peluang kepada mereka learning how to learn dan to learn aboutteaching. Fasilitas yang dimaksud, misalnya lesson study (kaji pembelajaran).
Lesson Study (LS) atau Kaji Pembelajaran adalah suatu pendekatan peningkatan pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Di Indonesia, LS telah diterapkan di tiga daerah (Malang, Yogyakarta, dan Bandung) sejak tahun 2006 melalui skema Strengthening In-Service Teacher Training of Mathematics and Science (SISTTEMS)(Susilo, 2007). LS menyediakan suatu cara bagi guru untuk dapat memperbaiki pembelajaran secara sistematis (Podhorsky & Moore, 2006). LS menyediakan suatu proses untuk berkolaborasi dan merancang lesson (pembelajaran) dan mengevaluasi kesuksesan strategi-strategi mengajar yang telah diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses dan perolehan belajar siswa (Lewis, 2002; Lewis, et al., 2006; Yuliati, et al., 2006). Dalamp roses-proses LS tersebut, guru bekerja sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran yang dikembangkannya secara kooperatif. Sementara itu,seorang guru mengimplementasikan pembelajaran dalam kelas, yang lain mengamati,dan mencatat pertanyaan dan pemahaman siswa. Penggunaan proses LS dengan program-program pengembangan yang profesional tersebut merupakan wahana untuk mengembalikan guru kepada budaya mengajar yang proporsional (Lewis & Tsuchida,1998).
LS merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction =pengajaran,atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian).Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan guru-guru untuk merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih lanjut, dia menyatakan, bahwa Lesson study adalah suatu proses yang kompleks, didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif, pencermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. LS pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan.
LS dapat berfungsi sebagai salah satu upaya pelaksanaan program in-servicetraining bagi para guru. Upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.Pelaksanaanya adalah di dalam kelas dengan tujuan memahami siswa secara lebih baik.LS dilaksanakan secara bersama-sama dengan guru lain.LS merupakan salah satu strategi pengembangan profesi guru. Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersama-sama, salah seorang guru ditugasi melaksanakan pembelajaran, guru lainnya mengamati belajar siswa. Proses ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru-guru berkumpul dan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang dilakukan, merevisi dan menyusun pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi.
Di samping melibatkan guru sebagai kolaborator, dalam LS juga melibatkan dosen LPTK dan pihak lain yang relevan dalam mengembangkan program dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Secara lebih sederhana, siklus LS dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan: Planning
Doing
Seeing
(Plan-Do-See) (Saito, et al. (2005).
Ketiga kegiatan tersebut diistilahkan sebagai kaji pembelajaran berorientasi praktik.
1. Perencanaan (Plan)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Dalam perencanaan, guru secara kolaboratif berbagi ide menyusun rancangan pembelajaran untuk menghasilkan cara-cara pengorganisasian bahan ajar,proses pembelajaran, maupun penyiapan alat bantu pembelajaran. Sebelum diimplementasikan dalam kelas, rancangan pembelajaran yang telah disusun kemudian disimulasikan. Pada tahap ini ditetapkan prosedur pengamatan dan instrumen yang diperlukan dalam pengamatan.
2. Pelaksanaan (Do)
Tahap pelaksanaan LS bertujuan untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan tersebut, salah satu guru berperan sebagai pelaksana LS dan guru yang lain sebagai pengamat. Fokus pengamatan bukan pada penampilan guru yang mengajar, tetapi lebih diarahkan pada kegiatan belajar siswa dengan berpedoman pada prosedur dan insturumen yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Pengamat tidak diperkenankan mengganggu proses pembelajaran.
3. Refleksi (See)
Tujuan refleksi adalah untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajarn. Kegiatan diawali dengan penyampaian kesan dari pembelajar dan selanjutnya diberikan kepada pengamat. Kritik dan saran diarahkan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati guru yang membelajarkan. Masukan yang positif dapat digunakan untuk merancang kembali pembelajaran yang lebih baik.
Langganan:
Postingan (Atom)