Sabtu, 25 Desember 2010

My Story.... And My Wife....

dia berjalan menuju titik semu…
rambut gemulainya hitam membahana langit,
menutup para awan yang kukarang dan kutulis…

cinta itu diam, sepi, sayup…
tapi ia tak membuatmu kesepian,
dia bernafas menghirup sepimu
dan menukarnya dengan senyum manis tuhan…

Langit selalu setia menemani bumi
Begitupun bintang – bintang yang tak pernah berkedip
Untuk mengamati malam
Janji tetap sebuah janji
Sayang tetap sayang
Begitupun cinta tetap cinta
Takkan pernah berpaling rasa
Walau seribu wajah menawarkan keindahan

berani untuk sakit…
berani untuk menerima…
berani untuk kehilangan…
dan berani untuk melepaskan adalah CINTA…
karena CINTA bukanlah cinta !!!
CINTA adalah KESANGGUPAN !
CINTA adalah KEIKHLASAN !
CINTA jauh lebih dalam melihat dari kedalaman nafsu..
lebih agung dari kebesaran amarah…
lebih bijaksana dari murka
dan lebih dari rasa memiliki…
semua orang punya rasa cinta
tapi…
tidak semua memiliki CINTA !!!

cinta bukan sesuatu yg patut untuk dibanggakn,
bukan sesuatu yg patut untuk dipamerkan,
bukan sesuatu yg patut untuk dibicarakan,
bukan untuk dicaci,dihina,diludahi………..
juga bukan untuk disanjung,dipuja,diagungkn……
cinta ya cinta………….
bukan tuhan,bukan malaikat,bukan iblis,bukan bidadari….
cinta adalah suatu kehidupan yg perlu dijalani…
ntah itu menyakitakan ato menyenangkan…..
smua itu takdir yg udah diberikn ke km…..
apa km bisa mengubah takdir dr tuhan??????????
cinta itu hidup ditiap ht manusia,,,,,
laksana burung merpati yg terbang n singgah diranting ht yg dia mau……sesukanya……..
manusia yg tak memiliki cinta adlh manusia yg munafik…
N bila terciptanya cinta hanya untuk melukai hati manusia maka apakah kau tak percaya akan kuasa tuhan????????
ada hikmah dibalik perkara,ada kesedihan dibalik senyuman,ada keharuan dibalik tangisan,dan ada cinta dibalik hati seorang manusia .jangan lupakan kata-kata itu!

Kenapa sulit untuk mencintai
dan kenapa sulit juga untuk dicintai…
hidup mesti dijalani saja tidak semuanya dengan cinta..
cinta terlahir sebelum kamu lahir
cinta telah tumbuh sebelum kamu menanam bibitnya..

Kenapa mudah jatuh cinta..
dan kenapa juga sulit jatuh cinta…
Begitu banyak yang hilang karena cinta
Begitu banyak yang terbunuh karena cinta
Tapi begitu banyak yang lahir karena bercinta…

cinta adalah dua sisi mata uang
harus memilih dan berani memilih
penentuan pilihan adalah 2 kegalauan yang sulit dihitung dengan matematika
seperti bermain dadu
kalah menang adalah sebuah prediksi mati yang harus dibayar
adakah cinta yang sanggup menjawab semua ini
……….cinta adalah pilihan yang tak pernah berakhir
memilih untuk mendapatkan cinta dan menjadi pilihan untuk bisa mencintai dan dicintai

Dulu aku berpikir
duluaku bermimpi
dulu aku menanti
sebuah cinta yang akan tumbuh dihati
kini aku tlhah sadar
kini aku tlah terbangun
kini tlah kuraih
cinta sejati yang selama ini kucari
indahnya cinta yang kini kurasa
bagai awan diatas cahaya
bagai bintang yang benderang
seindah cinta yang selalu bersinar
terima kasih tuhan……..
tlah kau sempurnakan
tlah engkau ciptakan
dia untuk diriku
Istriku tercinta......

Jumat, 24 Desember 2010

Apa itu Narkoba ?

 Apa itu Narkoba ?
 Menurut WHO (1982)
Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat
merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk
makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh
normal

 NARKOTIKA
 Zat/obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menurunkan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan

 PSIKOTROPIKA
 Zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku

 BAHAN/ZAT ADIKTIF
 Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang pengunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik. Mis : Alkohol ,
rokok, cafein.
 Sekilas tentang IDU
(Penasun)
 Penggunaan narkoba dengan jarum suntik (Penasun)
 Menggunakan 1 jarum untuk beberapa orang secara bergantian
 65 % dari pengguna Narkoba (data RSKO)
 Umumnya setelah 2-4 tahun menggunakan narkoba lain
 Narkoba yang sering digunakan heroin dan shabu-shabu(MDMA) sedikit kokain

 Kerja Narkoba
 Narkoba à Susunan Syaraf Pusat
 Patofisiologi
 NARKOBA DAN PENGARUHNYA PADA OTAK
 Narkoba mempengaruhi cara kerja Sistem Saraf pusat (SSP) dan Sistem Saraf
Tepi (SST)
 Otak adalah organ yang menerima dan memberi informasi
 SSP mengendalikan beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, denyut
jantung, nafas.
 Otak mempunyai ribuan sel yang menerima pengaruh narkoba yang bisa berbeda
pada tiap orang sehingga bisa menghasilkan efek yang tidak sama pada setiap
pengguna.
 Tujuan seseorang menggunakan narkoba?
Apapun alasannya
 Tujuan mereka mencari hal-hal yang menyenangkan, merubah perasaan atau mood
suasana hati) bagi orang tersebut
 Bagaimana Narkoba mempengaruhi seseorang?
Tergantung dari :
-Dosis/banyak jumlah obat
-Frekwensi penggunaan
-Konsentrasi Obat/kandungan bahan
-Suasana hati/mood ketika m’gunakan
 Cara Narkoba digunakan
 Dimakan,
 dihisap,
 Dihirup/disedot melalui hidung,
 Ditempel kekulit,
 Disuntikan
 Ditaruh diluka
 Melalui dubur

Beberapa istilah pada penyalahgunaan Narkoba
 Toleransi
 Adiksi
 Gejala Putus obat
 Pemakaian narkoba ganda
 Jenis Narkoba
 Menurut hukum :
 Narkoba yang legal dan yang illegal


 Menurut efek terhadap Susunan Saraf Pusat
 Stimulan
 Depresan
 Hallusinogen
 Obat terlarang (illegal)
 Dilarang secara hukum mis: heroin, ekstasi
 Dilarang dalam lingkungan tertentu: alkohol hanya untuk orang dewasa
 Secara umum dilarang tetapi tidak dilarang dalam lingkungan tertentu (valium
harus dengan resep dokter)
 Pengelompokan narkoba menurut Undang-undang RI no 22 thn 1997 tentang
Narkotika
 Gol Opioda seperti opium : Morphin, heroin, putaw dll.
 Gol Koka seperti daun koka : kokain
 Gol Kanabis: daun ganja , Hashish
(Semua yang diatas dimasukan Narkotika yang ILEGAL)
 Pengelompokan Narkoba menurut Undang-undang RI no 5 thn 1997 tentang
Psikotropika
 LSD, MDMA, ecstasy
 Amphetamin
 Barbiturat : luminal
 Benzodiazepin : diazepam
Semua yang diatas dimasukan Psikotropika yang ILEGAL)
 PENGGOLONGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA & BAHAN ADIKTIF LAINNYA SESUAI UU NO.
22 TH 1997 & 5 TH 1997
 Stimulan
 Merangsang / Meningkatkan kegiatan pada Susunan Saraf Pusat
 Mempercepat proses mental
 Contoh;
ringan -kafein
-nikotin
sedang -efedrine
kuat -amphetamin
-kokain
 Efek dari stimulan
 Menjadi sulit tidur
 Menurunkan nafsu makan
 Dada berdebar
 Banyak bicara
 Meningkatlkan kesiagaan
 Gelisah
 Cepat marah, agitasi
 Agresif


 Depresan
 Menekan / Menurunkan kegiatan Susunan Saraf Pusat
 dll
 Memperlambat memperlambat proses mental sehingga menjadi rileks
 Contoh :
 Alkohol
 Opiat
 Canabis
 Barbiturat:seconal,amytal Tranquilliser:valium mogadon, serapax ativan dll
 Solven/ Inhalan
 Efek dari depresan
 Rasa tenang nyaman
 Rasa gembira oleh karena stress mental ditekan
 Hilangnya rasa gelisah
 Bicara lambat
 Menurunnya koordinasi
 Nafsu makan meningkat
 Denyut jantung dan frek nafas menurun
 Halusinogen
 Menyebabkan terjadinya hallusinasi
 Mengubah persepsi dan pandangan terhadap sesuatu objek : membuat pemakai nya
melihat/mendengar sesuatu terhadap hal yang sebenarnya tidak ada, sesuatu
dengan persepsi yang berbeda.
Contoh:
LSD =Lysergic Acid Diethylamide------ritual indian
Magic Mushroom
Mescaline
Ganja (mempunyai efekdepresan)
Ekstasi (mempunyai efek stimulan))
 Efek dari Halusinogen
 Efek sulit diprediksi (bad trip/ good trip)
 Distorsi persepsi pendengaran dan penglihatan
 Sensasi tubuh yang aneh
 Mengambang
 Otot melilit
 Pusing, mual, muntah
 Peningkatan denyut jantung , nafas, tekanan darah
 Tembakau
 Dihisap , dikunyah , dihirup


 Klasifikasi : Stimulan
 Berisi ribuan zat kimia salah satunya nikotin yang merupakan zat adiktif
dari rokok
 Mengandung zat perangsang tumbuhnya kanker
 Mengandung zat yang menyebabkan gangguan pembuluh darah sehingga jangka
panjang menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah.
 Zat-zat yg dikandung sebatang rokok
kira2 ada 4500 jenis zat kimia)
 Efek dari tembakau
 Rangsangan pada otak sehingga pengguna merasa tenang
 Menurunkan nafsu makan, saraf rasa di lidah, saraf penciuman
 Kelumpuhan cilia disaluran nafas
 Peningkatan asam lambung
 Pengurangan produksi urine di ginjal
 Efek jangka panjang
 Gangguan saluran nafas dari atas kebawah: hidung, sinus, paru : asma ,
bronchitis, pnemonia, kanker paru dll.
 Kanker di organ tubuh lainnya
 Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah: stroke, jantung koroner,
 Penurunan jumlah sperma.
 Alkohol
 Cara : diminum
 Klasifikasi : depresan
 Telah digunakan sejak zaman mesir kuno
 Dibuat dari proses fermentasi
 Efek dari alkohol
 Senang, santai, hilang rasa malu
 Hilang keseimbangan, pusing muntah, mabuk
 Bicara tidak jelas
 Menurunnya frekwensi nafas
 Efek jangka panjang alkohol
 Ketergantungan
 Ganguan sistem pencernaan : maag, pola makan terganggu
 Gangguan hati : pengerasan hati, kanker, perlemakan hati
 Kerusakan Otak: halusinasi, ingatan menurun
 Gangguan syaraf tepi : tremor
 Gangguan organ tubuh lain : pankreas, jantung , paru, organ seksual
 Ganja/mariyuana
 Dihisap, dimakan, diminum.
 Termasuk depresan , ada yang mengklasifikasi gol kanabinoid
 Zat aktif: THC = tetra hidro cannabinol yang menyebabkan adiksi


 Tanaman yang telah dibudidayakan sejak jaman dahulu
 Dipakai pada upacara ritual pada era kaum Indian
 Efek dari ganja
 Santai , eforia, percaya diri
 Nafsu makan bertambah
 Halusinasi
 Cemas dan panik
 Paranoid (curiga)
Jangka panjang : ketergantungan, psikosis, gairah seks menurun, penurunan
sistem kekebalan, gangguan pernafasan, masalah sos-ek dan hukum
 Heroin
 Klasifikasi : depresan
 Cara : dihisap, disuntik
 Termasuk kelompok opiodaà opium diolah menghasilkan morfin, codein, heroin
dipakai untuk menghilangkan rasa sakit
 Efek dari heroin
 Senang , eforia
 Hilang rasa sakit
 Mual, muntah, pusing
 Menurun frek nafas
 Efek jangka panjang heroin
 Ketergantungan
 Sembelit
 Menstruasi tidak teratur
 Menurunnya gairah seksual
 Mandul
 Kurang gizi
 Menyebabkan gejala putus obat (craving, gelisah, kram perut, muntah, dll)
 Amphetamin
 Klasifikasi: Stimulan
 Cara: dihirup, dihisap, ditelan, disuntik
 Dahulu dipakai tentara Jepang untuk menahan nafsu makan
 Shabu-shabu (turunan dari amphetamin) 10 tahun terakhir ini dipakai oleh
remaja pada pesta-pesta
 Efek dari amphetamin
 Euphoria, senang, percaya diri
 Lebih mudah bersosialisasi
 Hilang nafsu makan
 Berkeringat
 Mual, cemas
 Rahang mengatup dan gigi geraham mengunyah
 Denyut jantung meningkat

 Efek jangka panjang amphetamin
 Ketergantungan, terjadinya toleransi pada tubuh
 Kekurangan gizi, lemah, depresi
 Psikosis: ada halusinasi, paranoid, perilaku kasar
 Kokain
 Klasifikasi: stimulan
 Cara: dihirup, disuntik, dihisap
 Asal dari tanaman koka di Amerika Latin
 Dibeli dalam bentuk serbuk atau kristal
 Turunan dari kokain: “ crack” sangat terkenal di AS
 Efek kokain
 Senang, euphoria, bersemangat, peningkatan percaya diri
 Banyak bicara
 Nafsu makan menurun
 Tahan akan keletihan
 Peningkatan denyut jantung
 Efek jangka panjang: cemas, halusinasi, psikosis, paranoid, serangan
jantung, stroke
 Inhalan/Solven
 Klasifikasi: depresan
 Cara: dihirup
 Sering dipakai pada anak jalanan
 Pemakainya sering keracunan
 Ada pada lem, tinta spidol, cat kuku, minyak korek api, cairan pembersih
rumah tangga dll
 Efek dari Inhalan
 Gembira, ngantuk, menjadi lebih percaya diri
 Sakit kepala, pusing
 Diare
 Perih di hidung dan mulut
 Gelisah
 Efek jangka panjang: gemetar, kelelahan, kerusakan otak, depresi, kejang
 LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
 Klasifikasi: Halusinogen
 Pemakaian: ditelan, diletakkan di lidah
 Mula-mula ditemukan di India, dahulu dipakai pada upacara keagamaan (jamur
ajaib, meskalin)
 Efek LSD
 Sulit diprediksi:
 Good trip: euphoria, senang, sensasi tubuh yang aneh misalnya mengambang,
terbang, dll
 Bad trip: panik, cemas, halusinasi yang menakutkan, paranoid, dll
 Gejala dan tanda-tanda penyalahguna narkoba

 Journal of American Medical Assotiation :
37% alkohol-abusers dan 53% drug-abusers , sedikitnya 1 orang menderita
gangg jiwa yg serius.
Dari semua gangguan mental, 29% nya adalah pecandu NARKOBA
 PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA
 Ada 2 faktor yang saling berkaitan erat
 PENDORONG, predisposisi
mis: pribadi yg tdk percaya diri
 PENCETUS
mis: stresor
 Terjadinya ketergantungan dipengaruhi oleh beberapa faktor
 Faktor zat
 Faktor individu
 Faktor lingkungan
 Faktor individu
Faktor Kepribadian (internal)
Faktor Kontribusi (external)
 Cukup tinggi pengaruhnya untuk menjadi ketergantungan.
 Faktor inilah yang menentukan individu menjadi kelompok berisiko tinggi
atau tidak.
 FAKTOR INDIVIDU YANG BERISIKO TINGGI
 FAKTOR KEPRIBADIAN , kondisi psikologis yang bersifat internal misal:
 mudah kecewa
 emosional
 pembosan
 pemberontak
 kurang PD (percaya diri)
 depresi
 egosentrik
 mudah dipengaruhi orang, dll
 FAKTOR INDIVIDU …………………..
 FAKTOR KONTRIBUSI kondisi psikologis yang bersifat external misal:
 kehamilan di masa remaja
 kurang kasih sayang
 putus sekolah
 rasa kesepian
 homeless
 PHK (pemutusan hubungan kerja)
 Faktor zat (narkoba)
 Ketersediaan bahan
 Kemudahan didapat (sehingga harus diatur penanaman, produksi, distribusi,
dll)
 Efek dari zat

 Faktor lingkungan
 Lingkungan keluarga: hubungan antar anggota
 Lingkungan sosial: sekolah, pekerjaan
 Lingkungan diluar: pengaruh dari luar
 Penyalahgunaan narkoba
à penyimpangan perilaku
 Sebesar apapun faktor kontribusi dan seluas apapun faktor lingkungan, namun
apabila individu (seorg remaja) memiliki pertahanan diri yg kuat &
kepribadian yg mantap è mampu mengarahkan diri kpd hal-hal atau perilaku yg
tdk menjurus pd penyimpangan
 GEJALA PENYALAHGUNA NARKOBA
 Perubahan fisik
 Perubahan perilaku
 Perubahan kejiwaan: sindroma ketergantungan (craving, withdrawal)
 Ditemukannya zat/bahan , peralatan narkoba
 Perubahan fisik
 Pada waktu pakaw
 Jalan sempoyongan
 Bicara cadel
 Tampak terkantuk-kantuk
 Overdosis
 Nafas denyut jantung dan nadi lambat
 Pada waktu sakaw
 Mata, hidung berair, mual smp muntah,
 Sakit di seluruh tubuh
 Kejang, takut air/tidak mau mandi
 Pengaruh jangka panjang
 Penampilan acuh, kebersihan kurang,
 Tampak bekas suntikan dikulit
 Tanda-tanda Fisik
 Otot tegang/kaku
 Pusing, sakit kepala
 Sakit perut, mual
 Sakit dada, jantung berdebar-debar
 Perubahan pola makan
 Badan lemas, tidak berenergi
 Tanda-tanda Psikis
 Menjadi pendiam
 Gugup, cepat tersinggung
 Murung, sendu
 Jadi penakut
 Ingin bicara tidak jadi (krn lupa at takut)
 Marah/menangis yang tidak biasa

 Kehilangan minat
 Kepercayaan diri turun naik dengan cepat
 Di sekolah
 Prestasi akademik menurun
 Sering membolos
 Sering terlambat masuk di awal pelajaran dan setelah istirahat
 Konsentrasi dan daya ingat melemah/tidak dapat konsentrasi
 Sering terlambat/tidak bayar uang sekolah
 Keadaan yang dpt diamati
 Sikap bermusuhan, tidak kooperatif, antagonistik
 Menjadi cepat marah
 Cepat lelah, malas, atau jadi lebih bersemangat
 Pandai berbohong
 Tidak bergairah melakukan kegiatan yang biasanya disukai
 Perubahan pola makan
 Perubahan pola tidur
 Menjadi tidak rapi
 Mendadak bicara cadel/gagap
 Mata merah, berair, sayu atau sembab
 Hidung berlendir walaupun tidak sedang flu
 Penemuan parafenelia
 Narkobanya; berbentuk seperti pil, tablet, kapsul, bubuk putih, bubuk
seperti gula batu, gula kelapa, lintingan
 Parafenelia: lintingan rokok, boong, kertas alumunium, sedotan
 Pengaruh karena adiksi
 Akan berbuat apa saja demi mendapat obat ---- Ketergantungan
 Toleransi terhadap obat (kecenderungan menambah dosis obat
 Gejala withdrawal / gejala putus obat
 Dampak penyalahgunaan narkoba
 Dampak individu
 Jasmani
 Ketergantungan
 Dampak keluarga
 Dampak sosial
 Dampak negara dan bangsa
 Dampak fisik/jasmani
 Gangguan Susunan Syaraf Pusat
 Gangguan jantung dan pembuluh darah
 GangguanKulit
 Gangguan Saluran pencernaan
 Gangguan endokrine
 Gangguan fungsi seksual
 Gangguan pada otot penurunan fungsi otot

 HIV-AIDS, Hep C
 Gangguan/kerusakan organ tubuh akibat penyalahgunaan Narkoba
 Kerusakan jaringan otak

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
 Usaha pencegahan perlu memperhatikan unsur penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba
 Unsur individu
 Unsur narkoba
 Unsur lingkungan
 Perbedaan pencegahan dan penanggulangan
 Pencegahan
 Proses belum terjadi
 Jangka panjang
 Biaya sedikit
 Usaha tak terlalu besar
 Hasil terlihat dalam waktu lama
 Penanggulangan
 Proses sudah terjadi
 Jangka pendek
 Biaya besar
 Diperlukan usaha yang besar
 Diharapkan hasil dalam waktu singkat
 “Spectrum Pencegahan”
 BERBAGAI ISTILAH SEPUTAR NARKOBA
1. Sakaw : sakit karena lagi 'nagih'.
2. BD : sebutan untuk bandar narkoba.
3. Parno : paranoid karena ngedrugs.
4. Junkies : sebutan untuk pecandu.
5. Relaps : kembali lagi ngedrugs karena 'rindu'.
6. Bong : alat mengisap shabu.
7. O-de : over dosis.
8. PT : sebutan lain putauw (heroin).
9. Ngubas atau nyabu : pakai shabu-shabu.
10. Bedak/etep putih : sebutan lain putauw/heroin.
11. Wakas : ketagihan.
12. Pakauw : pakai putauw.
13. Kipe/cucauw/nyipet/ngecam : nyuntik/memasukan obat ke tubuh.
14. Pedauw/badai : teler/mabok
15. Ubas : shabu.
16. Kertim : kertas timah.
17. Afo : aluminium foil.

18. Bhironk : orang Nigeria/pesuruh.
19. Insul/spidol : alat suntik.
20. Paket/pahe : pembelian heroin/putauw dalam jumlah terkecil.
21. Gauw : gram.
22. Sperempi : ¼ gram.
23. Setangki : ½ gram.
24. Giber/giting/gonjes: mabok/teller.
25. Hawai/cimeng/rasta/ulah/gele/buda/stik : ganja.

Selasa, 14 Desember 2010

11 INDIKATOR PEMBELAJARAN PAIKEM

1. Metode Pembelajaran :

* Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian, berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.
* Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan spesifikasi bahan ajar.
* Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan RPP.

2. Pengelolaan Kelas :

* Kegiatan belajar siswa variatif (individual, berpasangan , kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
* Kelompok belajar siswa beragam (gender, sosial-ekonomi, intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
* Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar (sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
* Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
* Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara siswa dan guru. Idealnya murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).

3. Ketrampilan Bertanya :

* Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung siswa dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
* Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu) yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk siswa yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
* Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan gagasan guru/siswa lain.
* Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh.
* Siswa berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan pendapat baik secara lisan/tulisan.

4. Pelayanan Individual :

* Terdapat program kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.
* Siswa dapat menyelesaikan tugas /permasalahannya dengan membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
* Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb).
* Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual ( tipe belajar, siswa: audio, visual, motorik, audio-visual, audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.
* Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan didokumentasikan.

5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran

* Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
* Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan sendiri dan /atau bersama siswa/orangtua siswa.
* Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaranyang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
* Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan konsep/gagasan/rumus/cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.

6. Umpan Balik dan Evaluasi

* Guru memberikan umpan balik yang menantang (mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut) sesuai dengan kebutuhan siswa.
* Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.
* Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
* Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward /penghargaan dan pengakuan secara verbal dan/atau non verbal.

7. Komunikasi dan Interaksi

* Bantuan guru kepada siswa dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir (misalnya dengan mengajukan pertanyaan kembali).
* Setiap pembelajaran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang ditandai : tidak ada rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).
* Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, pelecehan seksual).
* Perilaku warga kelas (siswa dan guru) sesuai dengan tata tertib yang dibuat bersama dan etika yang berlaku.
* Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain berbicara.
* Komunikasi terjalin dengan baik antara guru-siswa dan siswa-siswa.

8. Keterlibatan Siswa

* Siswa aktif dan asyik berbuat /bekerja dalam setiap kegiatan pembelajaran.
* Guru selalu meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu.
* Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing siswa dan terlaksana secara bergilir.

9. Refleksi

* Setiap usai pembelajaran guru meminta siswa menuliskan/mengungkapkan kesan dan keterpahaman siswa tentang apa yang telah dipelajari.
* Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

10. Hasil Karya Siswa

* Berbagai hasil karya siswa dipajangkan, ditata rapid an diganti secara teratur sesuai perkembangan penyampaian materi pembelajaran.
* Hasil karya siswa adalah murni karya /buatan siswa sendiri.

11. Hasil Belajar

* Hasil belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
* Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai dengan potensinya (kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat, bertanggung jawab dan kepemimpinan).
* Siswa mengelami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab dan tampil di depan kelas).



Pertanyaan selanjutnya : "SUDAHKAH KITA MENGAJAR SEPERTI INDIKATOR TERSEBUT"

= JAWAB MASING-MASING =

LESSON STUDY part 3

PERANCANGAN LS

1. Judul LS :

2. Tujuan :

3. Hubungan LS dengan Kurikulum :

4. Kelas :

5. Model Pembelajaran dalam LS :

6. Prosedur LS :



No Aktivitas Belajar Dukungan Guru Evaluasi

1 Permasalahan ................... ...............

2 Pemecahan masalah

secara individual .................... ...............

3 Diskusi kelas dan

sharing pemecahan

masalah ................... ................

4 Menemukan solusi

terhadap masalah .................... ...............

5 Rangkuman .................... ................



7. Evaluasi :







PENATAAN TUJUAN DAN PEMILIHAN TEMA LESSON STUDY



Pikirkan tentang siswa yang akan dilayani



Gagasan Anda:

Kualitas apa yang diharapkan akan dicapai siswa lima tahun darisekarang?



Faktual:

Buat daftar kualitas yang tercapai sekarang ini



Gap yang terjadi:

Bandingkan gagasan yang diprogram dengan kenyataan (faktual).

Kesenjangan apa yang akan dicarikan pemecahannya?



Thema Research: (Tujuan jangka Panjang)

Nyatakan secara positif gagasan kualitas siswa yang dipilih untuk

dicarikan pemecahannya.

Contoh:

Keterampilan-keterampilan akademik dasar yang akan

menjamin kemajuan siswa dan pengakuan terhadap

hak asasi manusia



Thema penelitian anda:

LESSON STUDY part 2

Ada 8 (delapan) peluang yang dapat diperoleh oleh guru, apabila dia melaksanakan LS secara berkesinambungan. Ke-8 peluang tersebut sangat erat kaitannya dengan pengembangan profesionalisme guru (Lewis, 2002), yaitu :

1. LS memungkinkan Guru Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, dan Bidang Studi

LS tidak hanya memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik LS, guru sering

(a) menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar,

(b) memilih topikyang bagi guru sulit mengajarkannya,

(c) memilih subjek terkini, misalnya aspekkebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran,

(d) memusatkan perhatian pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya (misalnya bahasa dan matematika).

2. LS Memungkinkan Guru Mengkaji dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang Dapat Dikembangkan

Melalui LS, guru dapat mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik,misalnya guru mampu menghasilkan produk buku. Buku-buku tersebut memuat tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi mengenai kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain tidak hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka sedapat mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka lakukan. Proses tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.

3. LS memungkinkan Guru Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang Diajarkan

LS juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan. Dengan melaksanakan LS, guru dapat mengidentifikasi dan mengorganisasi informasi apa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi fokus kajian dalam LS. Melalui LS guru secara bersama-sama berkesempatan untuk memikirkan pengetahuan yang dianggap penting, apa saja yang belum mereka ketahui mengenai hal itu, dan berusaha mencari informasi yang mereka perlukan untuk membelajarkan siswa.

4. LS Memungkinkan Guru Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang Akan Dicapai Yang Berkaitan dengan Siswa

LS dapat memberi kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas ideal yang ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa itu adalah dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang dimaksud, misalnya sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan cara berpikir dalam menikmati sains.

5. LS Memungkinkan Guru Merancang Pembelajaran Secara Kolaboratif

LS memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang pembelajaran. Menurut Lewis (2002), rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10 pembelajaran yang diteliti setiap tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas kolaboratif sangat menguntungkan. Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya dengan pengalaman yang dilakukan oleh guru yang lain. Melalui LS guru dapat saling membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared knowledge.

6. LS Memungkinkan Guru Mengkaji Secara Cermat Cara dan ProsesBelajar Serta Tingkah Laku Siswa

LS memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta aktivitas siswa. Fokus LS hendaknya diarahkan pada peningkatan pembelajaran melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas LS sesungguhnya bukan menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam LS, guru perlu mencari bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang. Berdasarkan data yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui tanggapan siswa. Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat diajukan, adalah:

bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya?

Apakah siswa tertarik untuk belajar?

Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya?

Secara singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu dikumpulkan,yaitu :

hasil belajar akademis,

motivasi dan persepsi,

tingkah laku sosial,

sikap terhadapbelajar,

dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.

7. LS Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya

LS dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan pedagogis secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui LS guru secara terus menerus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus memikirkan bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan refleksi diri.

8. LS Memungkinkan Guru Melihat Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan Tanggapan Para Kolega

LS memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri melalui respon siswa dan tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega menjadi “cermin” bagi guru yang melaksanakan LS. Kolega dapat membantu guru mencatat kegiatan diskusi dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat tangan, atau mencatat pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana LS dapat pula meminta kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa mengalami pembelajaran yang efektip.

LESSON STUDY part 1

Sadar akan hasil-hasil pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya-upaya tersebut, adalah melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkesinambungan,program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Penataran Kerja Guru (PKG),program kemitraan antara sekolah dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen, dan masih banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan secara intensif, tetapi pengemasan pendidikan sering tidak sejalan dengan hakikat belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain, reformasi pendidikan yang dilakukan di Indonesia masih belum seutuhnya memperhatikan konsepsi belajar dan pembelajaran. Reformasi pendidikan seyogyanya dimulai dari bagaimana siswa dan guru belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata pada hasil belajar(Brook & Brook, 1993). Podhorsky & Moore (2006) menyatakan, bahwa reformasi pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perbaikan praktik mengajar dan belajar, bukan semata-mata berfokus pada perancangan kelas dengan teacher proof curriculum. Dengan demikian, praktik praktik pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa belajar.

Praktik-praktik pembelajaran hanya dapat diubah melalui pengujian terhadap cara-cara guru belajar dan mengajar serta menganalisis dampaknya terhadap perolehan belajar siswa. Agar hal ini terjadi, sekolah perlu menciptakan suatu proses yang mampu memfasilitasi para guru untuk melakukan kajian terhadap materi pembelajaran dan strategi-strategi mengajar secara sistematis, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan perolehan belajar. Guru seyogyanya mulai meninggalkan cara-cara rutinitas dalam pembelajaran, tetapi lebih menciptakan program-program pengembangan yang profesional. Upaya tersebut merupakan implikasi dari reformasi pendidikan dengan tujuan agar mampu mencapai peningkatan perolehan belajar siswa secara memadai. Program-program pengembangan profesi guru tersebut membutuhkan fasilitas yang dapat memberi peluang kepada mereka learning how to learn dan to learn aboutteaching. Fasilitas yang dimaksud, misalnya lesson study (kaji pembelajaran).

Lesson Study (LS) atau Kaji Pembelajaran adalah suatu pendekatan peningkatan pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Di Indonesia, LS telah diterapkan di tiga daerah (Malang, Yogyakarta, dan Bandung) sejak tahun 2006 melalui skema Strengthening In-Service Teacher Training of Mathematics and Science (SISTTEMS)(Susilo, 2007). LS menyediakan suatu cara bagi guru untuk dapat memperbaiki pembelajaran secara sistematis (Podhorsky & Moore, 2006). LS menyediakan suatu proses untuk berkolaborasi dan merancang lesson (pembelajaran) dan mengevaluasi kesuksesan strategi-strategi mengajar yang telah diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses dan perolehan belajar siswa (Lewis, 2002; Lewis, et al., 2006; Yuliati, et al., 2006). Dalamp roses-proses LS tersebut, guru bekerja sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran yang dikembangkannya secara kooperatif. Sementara itu,seorang guru mengimplementasikan pembelajaran dalam kelas, yang lain mengamati,dan mencatat pertanyaan dan pemahaman siswa. Penggunaan proses LS dengan program-program pengembangan yang profesional tersebut merupakan wahana untuk mengembalikan guru kepada budaya mengajar yang proporsional (Lewis & Tsuchida,1998).

LS merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction =pengajaran,atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian).Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan guru-guru untuk merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih lanjut, dia menyatakan, bahwa Lesson study adalah suatu proses yang kompleks, didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif, pencermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit. LS pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan.

LS dapat berfungsi sebagai salah satu upaya pelaksanaan program in-servicetraining bagi para guru. Upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.Pelaksanaanya adalah di dalam kelas dengan tujuan memahami siswa secara lebih baik.LS dilaksanakan secara bersama-sama dengan guru lain.LS merupakan salah satu strategi pengembangan profesi guru. Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersama-sama, salah seorang guru ditugasi melaksanakan pembelajaran, guru lainnya mengamati belajar siswa. Proses ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru-guru berkumpul dan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang dilakukan, merevisi dan menyusun pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi.

Di samping melibatkan guru sebagai kolaborator, dalam LS juga melibatkan dosen LPTK dan pihak lain yang relevan dalam mengembangkan program dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Secara lebih sederhana, siklus LS dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan: Planning

Doing

Seeing

(Plan-Do-See) (Saito, et al. (2005).

Ketiga kegiatan tersebut diistilahkan sebagai kaji pembelajaran berorientasi praktik.

1. Perencanaan (Plan)

Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Dalam perencanaan, guru secara kolaboratif berbagi ide menyusun rancangan pembelajaran untuk menghasilkan cara-cara pengorganisasian bahan ajar,proses pembelajaran, maupun penyiapan alat bantu pembelajaran. Sebelum diimplementasikan dalam kelas, rancangan pembelajaran yang telah disusun kemudian disimulasikan. Pada tahap ini ditetapkan prosedur pengamatan dan instrumen yang diperlukan dalam pengamatan.

2. Pelaksanaan (Do)

Tahap pelaksanaan LS bertujuan untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan tersebut, salah satu guru berperan sebagai pelaksana LS dan guru yang lain sebagai pengamat. Fokus pengamatan bukan pada penampilan guru yang mengajar, tetapi lebih diarahkan pada kegiatan belajar siswa dengan berpedoman pada prosedur dan insturumen yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Pengamat tidak diperkenankan mengganggu proses pembelajaran.

3. Refleksi (See)

Tujuan refleksi adalah untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajarn. Kegiatan diawali dengan penyampaian kesan dari pembelajar dan selanjutnya diberikan kepada pengamat. Kritik dan saran diarahkan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati guru yang membelajarkan. Masukan yang positif dapat digunakan untuk merancang kembali pembelajaran yang lebih baik.

Selasa, 03 Agustus 2010

Hakikat Dzikir

Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda :
“Maukah kuceritakan kepadamu tentang amalmu terbaik dan paling bersih dalam pandangan Allah swt, serta orang yang tertinggi derajatnya di antaramu, yang lebih baik dari menyedekahkan emas dan perak serta memerangi musuh-musuhmu dan memotong leher mereka, dan mereka juga memotong lehermu?” Para sahabat bertanya, “Apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dzikir kepada Allah swt.” (H.r. Baihaqi).

Hingga sampai martabat-martabat dzikirmu.
Sang Nabi saw, bersabda :
“Yang paling utama aku ucapkan, aku dan ucapan para Nabi sebelumku adalah Laa Ilaaha Illallaah…”

Setiap maqom dzikir ada kualifikasi martabat tertentu, baik dzikir bersuara (jahr) maupun yang tersembunyi (khafy). Semula adalah dzikir Lisan, kemudian dzikir Jiwa (Nafs), kemudian dzikir Qalbu, lalu dzikir Ruh, lantas dzikir Sirr (rahasia ruh), kemudian dzikir rahasia (khafi), lalu dzikir paling rahasia (akhfal khafy).
Dzikir Lisan adalah dzikir, di mana dengan dzikir itu mengingatkan qalbu yang alpa pada dzikrullah Ta’ala.

Dzikir Jiwa (Nafs) adalah dzikir yang terdengar oleh huruf maupun suara, tetapi terdengar oleh rasa dan gerak-gerik dalam batin.
Dzikir Qalbu adalah aktifitas qalbu dengan segala apa yang tersembunyi di dalamnya dari pancaran Kemaha-agungan dan Kemaha-indahanNya.
Dzikir ruh, tersimpul pada penyaksian cahaya-cahaya Tajalli Sifat.

Dzikir Sirr, adalah fokusnyaketersingkapan rahasia-rahasia Ilahiyah.
Dzikir Khafy adalah menyelaraskan cahaya-cahaya Kemahaindahan Dzat Ahadiyah di posisi yang benar.
Sedangkan Dzikir Akhfal Khafy adalah memandang pada hakikat Haqqul Yaqin, dan tak ada yang tampak kecuali hanya Allah Ta’ala, sebagaimana firmanNya :
“Maka sesungguhnya Dia Maha Tahu yang rahasia dan yang lebih tersembunyi (Thaha : 7).

Inilah yang paling total dibanding setiap panji dzikir, dan lebih pangkal dari segala tujuan.
Perlu diketahui, di sana ada sisi Ruh lain yang lebih lembut disbanding ruh-ruh yang ada yang disebut dengan Thiflul Ma’aany, yaitu suatu kelembutan yang memotivasi seluruh orientasi menuju kepada Allah swt. Para Ulama Sufi menegaskan, “Ruh ini tidak bersemai pada setiap orang namun lebih bersemai pada kalangan khusus, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Allah mempertemukan ruh dari perintahNya pada orang yang dikehendaki dari kalangan hamba-hambaNya.” (Ghafir: 15)
Ruh tersebut yang berkelindan secara lazim dengan Alam Qudrat dan Musyahadah di alam hakikat, sehingga sama sekali tidak berpaling kepada selain Allah swt, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw :
“Dunia itu haram bagi ahli akhirat, dan akhirat itu haram bagi ahli dunia, dan keduanya haram bagi Ahlullah.” (Ad-Daylamy)

Sedangkan jalan Wushul kepada Allah Ta’ala, melalui peneladanan jejak secara fisik di Jalan yang Lurus melalui hukum syariat, baik malam maupun siang. Sedangkan di satu sisi, harus melanggengkan dzikir kepada Allah Ta’ala, sebagai keharusan yang mesti dilakukan oleh para pencari, sebagaimana firmanNya:
“Yaitu orang-orang yang berdzikir kepada Allah baik ketika berdiri dan ketika duduk dan ketika tidur, dan bertafakkur…” (Ali Imron: 191)

Dimaksud dengan berdiri adalah dzikir di siang hari, dan makna “duduk” adalah dzikir di malam hari. Begitu pula ketika dalam tidur, dalam suasana tergenggam Ilahi, terhamparkan keleluasaan jiwanya, ketika sehat, sakit, kaya, miskin, mulia dan abadi, dan sebagainya.
---(ooo)---
Syeikh Abdul Qadir Al Jilany
Syarat-syarat Dzikir

Orang yang berdzikir mestinya selalu punya wudlu yang sempurna. Ketika berdzikir semestinya dengan hentakan yang kuat dan suara keras, hingga meraih cahaya dzikir dalam batin orang-orang yang berdzikir tersebut, sehingga hati mereka menjadi hidup dengan cahaya-cahaya itu, suatu kehidupan yang abadi-ukhrawi, sebagaimana firmanNya : “Mereka tidak merasakan di dalamnya kematian kecuali kematian yang pertama (di dunia).” (Ad-Dukhan: 56)

Sabda Rasulullah saw:
“Para Nabi dan para wali itu senantiasa sholat di kuburan mereka, sebagaimana mereka sholat di rumah-rumah mereka.”

Yakni, mereka senantiasa munajat dalam kuburnya, dari dimensi sang hamba, dan senantiasa meraih hidayah ma’rifat dari arah Allah Azza wa-Jalla. Maka sang a’rif senantiasa meraih kehormatan menuju kepada Allah Ta’ala dengan bertambahnya munajat kepadaNya dalam kuburnya, seperti sabda Rasulullah saw :
“Orang yang sholat itu bermunajat pada Tuhannya. (Hr. Malik, dalam al-Muwatha’)

Demikian juga, hati yang hidup itu tidak tidur, maka hati yang hidup juga tidak mati, seperti sabda Nabi saw :
“Mataku tidur dan hatiku tidak tidur.” (Hr. Bukhari )
“Siapa yang mati dalam kondisi mencari ilmu, maka Allah membangkitkannya dalam kuburnya dua malaikat yang mengajarkan ilmu ma’rifat, dan ketika bangkit dari kuburnya ia menjadi orang alim dan orang yang arif.”

Dimaksud dengan dua malaikat adalah keruhanian Nabi dan wali. Karena para malaikat itu tidak masuk dalam alam ma’rifat, dan tidak mengajarinya. Nabi saw, bersabda :
“Betapa banyak orang yang mati sebagai orang alim (berilmu) dan kelak di hari qiamat bangkit jadi orang bodoh dan tolol.”
Dalam firman Allah swt :

“Kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik di dalam kehidupan dunia dan kamu menikmatinya. Maka hari ini kamu sekalian dibalas dengan siksaan yang hina atas kesombonganmu yang kamu lakukan.” (Al-Ahqaaf:20)

Rasulullah saw, bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya.”
“Niat orang beriman itu lebih baik dari amalnya. Dan niat orang fasik itu lebih buruk ketimbang amalnya.”

Karena niat itu merupakan fondasi amal, seperti dalam hadits disebutkan: “Bangunan yang benar di atas fondasi yang benar adalah benar. Sedangkan bangunan yang rusak di atas fondasi yang ruak adalah rusak.”

Allah swt. Berfirman :
“Siapa yang menghendaki ladang akhirat, Kami menambahkan baginya pada ladangnya. Dan siapa yang menginginkan ladang dunia, Kami memberinya. Namun di akhirat tidak meraih bagian.” (Asy-Syuuro: 20)

Kewajiban hamba –ahli taqin – adalah meraih kehidupan qalbu ukhrawiyah, sebelum maut menjemput, sebagaimana sabda Nabi saw:
“Siapa yang mencari dunia dengan amal-amal akhirat, maka ia tidak mendapatkan sama sekali pahala di akhirat.”
Dunia adalah lading akhirat, jika tidak bertanam di dunia ia tidak panen di akhirat. Dan dimaksud dengan “Ladang” adalah bumi semesta wujud ini, bukan cakrawala.
---(ooo)---
Syeikh Abdul Qadir Al Jilany
Keutamaan Dzikir "Allahu Akbar"

Begitu pula "Allahu akbar", yang di dalamnya ada lima perspektif :
Pertama: Dalam "Allahu Akbar" ada penyebutan Allah Ta'ala pada diriNya Sendiri, pentauhidan, pengagungan dan penghormatan atas keagunganNya, yang lebih agung dan lebih besar dibanding penyebutan makhlukNya yang lemah, sangat butuh, dan pentauhidan makhluk kepadaNya. Karena Allah swt-lah Yang Maha Mencukupi dan Maha Terpuji.

Kedua: Dzikir dengan Nama tersebut lebih agung dibanding dzikir dengan Asma'-asma'Nya yang lain.
Ketiga: Bahwa Dzikirnya Allah Ta'ala pada hambaNya di zaman Azali sebelum hambaNya ada, adalah Dzikir teragung dan terbesar, yang menyebabkan dzikirnya hamba saat ini. Dzikirnya Allah Ta'ala tersebut lebih dahulu, lebih sempurta, lebih luhur, lebih tinggi, lebih mulia dan lebih terhormat. Dan Allah Ta'ala berfirman :
"Niscaya Dzikirnya Allah itu lebih besar."
Keempat: Sebenarnya mengingat Allah swt, di dalam sholat lebih utama dan lebih besar dibanding mengingatNya di luar sholat. Menyaksikan (musyahadah) pada Allah Ta'ala (Yang Diingat) di dalam sholat lebih agung dan lebih sempurna serta lebih besar ketimbang sholatnya.
Kelima: Bahwa mengingat Allah atas berbagai nikmat yang agung dan anugerah mulia, serta doronganNya kepadamu melalui ajakanNya kepadamu agar taat kepadaNya, adalah nikmat paling besar dibanding dzikir anda kepadaNya, dengan mengingat nikmat-nikmat itu, karena anda semua tidak akan pernah mampu mensyukuri nikmatNya.
Karena itu Nabi Muhammad saw, bersabda: "Aku tidak mampu memuji padaMu, Engkau, sebagaimana Engkau memujiMu atas DiriMu."
Artinya, "aku tidak mampu," padahal beliau adalah makhluk paling tahu, paling mulia, dan paling tinggi derajatnya dan paling utama. Justru Nabi saw, menampakkan kelemahannya, padahal beliau adalah paling tahu dan paling ma'rifat - semoga sholawat dan salam Allah melimpah padanya dan keluarganya -.

Setelah kita mentauhidkan Allah swt, yang dinilai lebih agung ketimbang sholat, sehingga sholat menjadi rukun islam yang kedua. Dalam sabda Rasulullah saw:
"Islam ditegakkan atas lima: Hendaknya menunggalkan Allah dan menegakkan sholat… dst". Takbiratul Ihram dijadikan sebagai pembukanya, Allahu Akbar.
Allah tidak menjadikan salah satu Asma-asma'Nya yang lain, untuk Takbirotul Ihrom, kecuali hanya Allahu Akbar. Karena Nabi saw, melarangnya , demikian juga untuk Lafadz Adzan, tetap menggunakan Takbir tersebut, begitu pun setiap takbir dalam gerakan sholat. Jadi Nama agung tersebut lebih utama dibanding Nama-nama lainnya, lebih dekat bagi munajat-munajat, bukan hanya dalam sholat atau lainnya.
Dalam hadits disebutkan:
"Aku berada pada dugaan hambaKu apabila hamba berdzikir padaKu. Maka apabila ia berdzikir kepadaKu dalam jiwanya, Aku mengingatnya dalam JiwaKu. Dan jika ia berdzikir padaKu dengan kesendirianNya, maka Aku pun mengingat dengan KemahasendirianKu. Dan jika ia berdzikir di tengah padang (keramaian) maka Aku pun mengingatnya di keramaian lebih baik darinya."
Allah swt. Berfirman:






"Dzikirlah kepadaKu maka Aku berdzikir kepadamu."
Hal yang menunjukkan keutamaan dzikir dibanding sholat dari esensi ayat tersebut, yaitu firman Allah swt:
"Sesungguhnya sholat itu mencegah keburukan dan kemungkaran."
Yang walau demikian merupakan dzikir teragung, namun Dzikir "Allah" itu lebih besar daripada sholat dan dibanding setiap ibadah Abu Darda' meriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda :
"Ingatlah, maukah aku beri kabar kalian tentang amal terbaikmu dan lebih luhur dalam derajatmu, lebih bersih di hadapan Sang Rajamu, dan lebih baik bagimu ketimbang memberikan emas dan perak, dan lebih baik ketimbang kalian bertemu musuhmu lalu bertempur di mana kalian memukul leher mereka dan mereka pun membalas memukul lehermu?" Mereka menjawab, "Ya, kami mau.." Rasulullah saw, bersabda, "Dzikrullah."

Juga dalam hadits yang diriwayatkan Mu'adz bin Jabal :
"Tak ada amal manusia mana pun yang lebih menyelamatkan baginya dari azdab Allah, disbanding dzikrullah."

Makna Dzikrullah bagi hambaNya adalah bahwa yang berdzikir kepadaNya itu disertai Tauhid, maka Allah mengingatnya dengan syurga dan pahala. Lalu Allah swt berfirman :
"Maka Allah memberikan balasan kepada mereka atas apa yang mereka katakana, yaitu syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya."

Dengan dzikir melalui Ismul Mufrad, yaitu "Allah", dan berdoa dengan ikhlas kepadaNya, Allah swt berfirman :
"Dan apabila hambaKu bertanya kepadaKu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Maha Dekat…"
Siapa yang berdzikir dengan rasa syukurnya, Allah memberikan tambahan ni'mat berlimpah :
"Bila kalian bersyukur maka Aku bakal menambah (ni'matKu) kepadamu…"
Tak satu pun hamba Allah yang berdzikir melainkan Allah mengingat mereka sebagai imbalan padanya. Bila sang hamba adalah seorang 'arif (orang yang ma'rifat) berdzikir dengan kema'rifatannya, maka Allah swt, mengingatnya melalui penyingkapan hijab untuk musyahadahnya sang 'arif.

Bila yang berdzikir adalah mukmin dengan imannya, Allah swt, mengingatnya dengan rahmat dan ridloNya.

Bila yang berdzikir adalah orang yang taubat dengan pertaubatannya, Allah swt, mengingatnya dengan penerimaan dan ampunanNya.
Bila yang berdzikir adalah ahli maksiat yang mengakui kesalahannya, maka Allah swt, mengingatnya dengan tutup dan pengampunanNya.
Jika yang berdzikir adalah sang penyimpang dengan penyimpangan dan kealpaannya, maka Allah swt mengingatnya dengan adzab dan laknatNya.

Bila yang berdzikir adalah si kafir dengan kekufurannya, maka Allah swt, mengingatnya dengan azab dan siksaNya.
Siapa yang bertahlil padaNya, Allah swt, menyegerakan DiriNya padanya
Siapa yang bertasbih, Allah swt, membagusinya
Siapa yang memujiNya Allah swt, mengukuhkannya.
Siapa yang mohon ampun padaNya, Allah swt mengampuninya.
Siapa yang kembali kepadaNya, Allah swt, menerimanya.

Kondisi sang hamba itu berputar pada empat hal :
Pertama: Ketika dalam keadaan taat, maka Allah swt, mengingatkannya dengan menampakkan anugerah dalam taufiqNya di dalam taat itu.
Kedua: Ketika si hamba maksiat, Allah swt mengingatkannya melalui tutup dan taubat.
Ketiga: Ketika dalam keadaan meraih nikmat, Allah swt mengingatkannya melalui syukur kepadaNya.
Keempat: Ketika dalam cobaan, Allah mengingatkannya melalui sabar.

Karena itu dalam Dzikrullah ada lima anugerah :
1. Adanya Ridlo Allah swt.
2. Adanya kelembutan qalbu.
3. Bertambahnya kebaikan.
4. Terjaga datri godaan syetan.
5. Terhalang dari tindak maksiat.

Siapa pun yang berdzikir, Allah pasti mengingat mereka.
• Tak ada kema'rifatan bagi kaum a'rifin, melainkan karena pengenalan Allah swt kepada mereka.
• Dan tak seorang pun dari kalangan Muwahhidun (hamba yang manunggal) melainkan karena ilmunya Allah kepada mereka.
• Tak seorang pun orang yang taat kepadaNya, kecuali karena taufiqNya kepada mereka.
• Tak ada rasa cinta sang pecinta kepadaNya, kecuali karena anugerah khusus CintaNya kepada mereka.
• Tak seorang pun yang kontra kepada Allah swt, kecuali karena kehinaan yang ditimpakan Allah swt, kepada mereka.
• Setiap nikmat dariNya adalah pemberian. Dan setiap cobaan dariNya adalah ketentuan. Sedangkan setiap rahasia tersembunyi yang mendahului, akan muncul secara nyata di kemudian hari.

Perlu diketahui bahwa kalimat tauhid merupakan sesuatu antara penafiaan dan penetapan. Awalnya adalah "Laa Ilaaha", yang merupakan penafian, pembebasan, pengingkaran, penentangan, dan akhinya adalah "Illallah", sebagai kebangkitan, pengukuhan, iman, tahid, ma'rifat, Islam, syahadat dan cahaya-cahaya.

"Laa" adalah menafikan semua sifat Uluhiyah dari segala hal yang tak berhak menyandangnya dan tidak wajib padanya. Sedangkan "Illallah" merupakan pengukuhan Sifat Uluhiyah bagi yang berhak dan wajib secara hakikat.

Secara maknawi terpadu dalam firman Allah swt :
"Siapa yang kufur pada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka benar-bvenar telah memegang teguh tali yang kuat."

"Laa Ilaaha Illallah", untuk umum berarti demi penyucian terhapad pemahaman mereka,.dari kejumbuhan khayalan imajiner mereka, untuk suatu penetapan atas Kemaha-Esaan, sekalgus menafikan dualitsme.
Sedangkan bagi kalangan khusus sebagai penguat agama mereka, menambah cahaya harapan melalui penetapan Dzat dan Sifat, menyucikan dari perubahan sifat-sifat baru dan membuang ancaman bahayanya.

Untuk kalangan lebih khusus, justru sebagai sikap tanzih (penyucian) terhadap perasaan mampu berdzikir, mampu memandang anugerah serta fadhal dan mampu berssyukur, atas upaya syukurnya.
---(ooo)---
Ibnu Athaillah As Sakandary
Perilaku Manusia Dalam Dzikir Tauhid

Manusia terbagi menjadi tiga kelompok dalam bertauhid dan berdzikir :
• Kelompok pertama, adalah kalangan umum, yaitu kalangan pemula. Maka tauhidnya adalah bersifat lisan (oratif) belaka, baik dalam ungkapan, wacana, akidahnya, dan keikhlasan, melalui Cahaya Syahadat Tauhid, " Laa Ilaaha Illallah Muhamadur Rasululullah". Ini diklasifikasikan tahap Islam.
• Kelompok kedua, kalangan Khusus Menengah, yaitu Tauhid Qalbu, baik dalam apresiasi, kinerja qalbu maupun akidah, serta keikhlasannya. Inilah disebut tahap Iman.
• Khususul Khusus, yaitu Tauhidnya akal, baik melalui pandangan nyata, yaqin dan penyaksian (musyahadah) kepadaNya. Inilah Tahap Ihsan.

Maqomat Dzikir
Dzikir mempunyai tiga tahap (maqomat) :
1. Dzikir melalui Lisan : Yaitu dzikir bagi umumnya makhluk.
2. Dzikir melalui Qalbu : Yaitu dzikir bagi kalangan khusus dari orang beriman.
3. Dzikir melalui Ruh: Yaitu dzikir bagai kalangan lebih khusus, yakni dzikirnya kaum 'arifin melalui fana'nya atas dzikirnya sendiri dan lebih menyaksikan pada Yang Maha Didzikiri serta anugerahnya apada mereka.

Perilaku Dzikir "Allah"
Bagi pendzikir Ismul Mufrad "Allah" ada tiga kondisi ruhani:
Pertama: Kondisi remuk redam dan fana'.
Kedua: Kondisi hidup dan baqo'.
Ketiga: Kondisi nikmat dan ridlo.


Kondisi pertama: Remuk redam dan fana'Yaitu dzikir orang yang membatasi pada dzikir "Allah" saja, bukan Asma-asma lain, yang secara khusus dilakukan pada awal mula penempuhan. Ismul Mufrod tersebut dijadikan sebagai munajatnya, lalu mengokohkan manifestasi "Haa' di dalamnya ketika berdzikir.

Siapa yang mendawamkan (melanggengkannya) maka nuansa lahiriyahnya terfana'kan dan batinnya terhanguskan. Secara lahiriyah ia seperti orang gila, akalnya terhanguskan dan remuk redam, tak satu pun diterima oleh orang. Manusia menghindarinya bahkan ia pun menghindar dari manusia, demi kokohnya remuk redam dirinya sebagai pakaian lahiriahnya. Rahasia Asma "Allah" inilah yang hanya disebut. Bila menyebutkan sifat Uluhiyah, maka tak satu pun manusia mampu menyifatinya. Ia tidak menetapi suatu tempat, yang bisa berhubungan dengan jiwa seseorang, walau di tengah khalayak publik, sebagaimana firman Allah swt :
"Tidak ada lagi pertalian nasab diantara mereka di hari itu dan tidak ada pula saling bertanya." (Al-Mu'minun: 101)

Sedangkan kondisi batinnya seperti mayat yang fana, karena dzat dan sifatnya diam belaka. Diam pula dari segala kecondongan dirinya maupun kebiasaan sehari-harinya, disamping anggota tubuhnya lunglai, hatinya yang tunduk dan khusyu'.

Sebagaimana firmanNya :
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat." (Al-Muzammil: 5)
"Dan kamu lihat bumi ini kering, dan apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah, dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumjbuhan yang indah." (Al-Hajj : 5)

Kondisi kedua: Dari kondisi hidup dan abadi (baqo'), yaitu manakala orang yang berdzikir dengan Ismul Mufrod "Allah" tadi mencapai hakikatnya, kokoh dan melunakkan dirinya, maka simbol-simbilnya dan sifat-sifatnya terhanguskan.
Allah meniupkan Ruh Ridlo setelah "kematian ikhtiar dan hasrat kehendaknya". Ia telah fana' dari hasrat kebiasaan diri dan syahwatnya, dan telah keluar dari sifat-sifat tercelanya, lalu berpindah (transformasi) dari kondisi remuk redam nan fana' menuju kondisi hidup dan baqo'. Kondisi tersebut menimbulkan nuansa kharismatik dan kehebatan dalam semesta, dimana segalanya takut, mengagungkan dan metrasa hina dihadapan hamba itu bahkan semesta meraih berkah kehadirannya.

Kondisi ketiga: Kondisi Nikmat dan Ridlo, maka bagi orang yang mendzikirkan "Allah" pada kondisi ini senantiasa mengagungkan apa pun perintah Allah swt, jiwanya dipenuhi rasa kasih sayang terhadap sesame makhluk Allah Ta'ala, tidak lagi sembunyi-sembunyi dalam mengajak manusia menuju agama Allah swt. Dari jiwanya terhampar luas bersama Allah swt, hanya bagi Allah swt.

Rahmat Allah swt meliputi keleluasaannya, dan tak satu pun makhluk mempengaruhinya, bahkan atak ada sesuatu yang tersisa kecuali melalui jalan izin Allah swt. Ia telah berpindah dari kondisi ruhani hidup dan baqo', menuju kondisi nikmat dan ridlo, hidup dengan kehidupan yang penuh limpahan nikmat selamanya, mulia, segar dan penuh ridloNya. Tak sedikit pun ada kekeruhan maupun perubahan. Selamat, lurus dan mandiri dalam kondisi ruhaninya, aman dan tenteram.
Sebegitu kokohnya, ia bagaikan hujan deras yang menyirami kegersangan makhluk, dimana pun ia berada, maka tumbuhlah dan suburlah jiwa-jiwa makhluk karenanya. Hingga ia raih kenikmatan dan ridlo bersama Allah Ta'ala, dan Allah pun meridloinya. Allah swt berfirman :
"Kemudian Kami bangkitkan dalam kehidupan makhluk (berbentuk) lain, maka Maha Berkah Allah sebagai Sebagus-bagus Pencipta" (Al-Mu'minun: 14)
Halaman 1 2
---(ooo)---
Ibnu Athaillah As Sakandary
Perilaku Manusia Dalam Dzikir Tauhid



Suatu hari seorang Sufi sedang berada di tengah majlisnya Asy-Syibly, tiba-tiba berteriak, "Allah!"
Asy-Syibly menimpali, "Apa-apaan ini! Kalau kamu memang jujur, maka kamu masyhur (di langit), jika kamu dusta, kamu benar-benar hancur!".

Seorang lelaki juga berteriak di hadapan Abul Qasim al-Junayd ra, dan Al-Junayd berkomentar, "Saudaraku Bila yang anda sebut itu menyaksikanmu dan anda pun hadir bersamaNya, berarti engkau telah mengoyak tirai dan kehormatan, dan mendapatkan kecemburuan aroma pecinta yang diberikan. Namun jika anda mengingatNya, sedangkan anda ghaib dariNya, maka menyebut yang ghaib (tidak hadir) berarti menggunjing. Padahal menggunjing itu haram."
Dikisahkan dari Abul Hasan ats-Tasury ra, ketika beliau berada di rumahnya selama tujuh hari tidak makan dan tidak minum serta tidak tidur, ia tetap terus menerus menyebut Allah…Allah…

Kisah ini disampaikan kepada Al-Junayd atas tingkah lakunya itu.
"Apakah dia menjaga kewajiban waktunya?" Tanya al-Junayd.
"Dia tetap sholat tetap pada waktunya."
"Alhamdulillah, Allah yang menjagaNya, dan tidak memberikan jalan kepada syetan padanya." Kata al-Junayd.
Kemudian al-Junayd berkata kepada para santri-santrinya, "Ayo kalian semua berdiri dan mendatanginya, mungkin kita bias memberi manfaat padanya atau sebaliknya kita mengambil faedah darinya."

Ketika al-Junayd masuk di hadapannya, al-Junayd berkata, "Wahai Abul Hasan, apakah ucapanmu Allah..Allah..itu bersama Allah (Billah) atau bersama dirimu sendiri? Bila engkau mengucapkan bersama Allah, maka bukan andalah yang mengucapkannya. Karena Dialah yang berkalam melalui lisan hambaNya. Sang Pendzikir adalah diriNya bersama DiriNya. Namun bila yang menyebut tadi adalah dirimu bersama dirimu, sedangkan anda juga bersama dirimu sendiri, maka apalah artinya remuk redam."
"Engkaulah sebaik-baik sang pendidik wahai Ustadz," kata Ats-Tsaury. Dan rasa gelisah remuk redamnya tiba-tiba hilang.

Dan aku remuk redam bersamamu karena mengenangmu
Dan benar atas kebaikan yang melimpah dengan kenangnanmu
Dan fana bersasmamu penuh keasyikan.
Siapa yang tak pernah merindu pada cinta
Asmara yang mengalahkan akalnya
Demi umurku sungguh ia celaka.
Tak ada dzikir melainkan tenggelam sirna dengan dzikirnya dari merasa berdzikir
Hanya kepada Yang Diingatlah yang terkenang
Dalam fana dan pertemuan
Siapa yang masih ada akalnya, ia tak akan pernah berdzikir
Siapa yang hilang dari dzikir, maka benarlah ia telah membubung kepadaNya

Dzikir itu sendiri merupakan pembersihan dari kealpaan dan kelupaan, melalui pelanggengan hadirnya qalbu dan keikhlasan dzikir lisan, disertai memandangNya, dariNya. Sang Tuanlah yang mengalurkan ucapan dzikir melalui lisan hambaNya.
Dikatakan, Dzikir adalah keluar dari medan kealpaan menuju padang musyahadah (penyaksian kepadaNya).

Hakikat dzikir adalah mengkonsentrasikan Yang didzikir, dengan sirrnya si pendzikir dari dzikirnya, dan fananya si pendzikir dalam musayahadah dan kehadiran jiwa, sehingga ia tidak terhilangkan dirinya melalui musyahadah kepadaNya di dalam musyahadahnya. Maka si pendzikir menyaksikan Allah bersama Allah, sehingga Allahlah Yang Berdzikir dan Yang Didzikir.

Maka dari segi kemudahan dariNya untuk si hamba, dan keleluasaan untuk berdzikir melalui lisannya, maka Dialah Yang Berdzikir kepadahambaNya, lalu segala yang disebutnya adalah dariNya.
Dari segi intuisi awal yang dating dariNya, maka Dialah Yang Berdzikir pada DiriNya melalui lisan hambaNya. Sebagaimana riwayat hadits shahih disebutkan, bahwa Allah Ta'ala berfirman: "Akulah pendengaran yang dengannya ia mendengar, dan Akulah penghlihatan yang dengannya ia melihat, dan Akulah lisannya yang dengannya ia bicara."
Dalam riwayat lain juga disebutkan, "Maka Akulah pendengaran, penglihatan, lisan, tangan dan penguat baginya."
Ragam Dzikir

Dzikir itu bermacam-macam. Sedangkan Yang Didzikir hanyalah Satu, dan tidak terbatas. Ahli dzikir adalah kekasih-kekasih Allah. Maka dari segi kedisiplinan terbagi menjadi tiga:
• Dzikir Jaly
• Dzikir Khafy
• Dzikir Haqiqi
Dzikir Jaly (bersuara), dilakukan oleh para pemula, yaitu Dzikir Lisan yang mengapresiasikan syukur, puhjian, pebngagungan nikmat serta menjaga janji dan kebajikannya, dengan lipatan sepuluh kali hingga tujuh puluh.

Dzikir Batin Khafy (tersembunyi) bagi kaum wali, yaitu dzikir dengan rahasia qalbu tanpa sedikit pun berhenti. Disamping terus menerus baqa' dalam musyahadah melalui musyahadah kehadiran jiwa dan kebajikannya, dengan lipatan tujuh puluh hingga tujuh ratus kali.
Dzikir Haqiqi yang kamil (sempurna) bagi Ahlun-Nihayah (mereka yang sudah sampai di hadapan Allah swt,) yaitu Dzikirnya Ruh melalui Penyaksian Allah swt, terhadap si hamba. Ia terbebaskan dari penyaksian atas dzikirnya melalui baqa'nya Allah swt, dengan symbol, hikmah dan kebajikannya mulai dari tujuh ratus kali lipat sampai tiada hingga. Karena dalam musyahadah itu terjadi fana', tiada kelezatan di sana.

Ruh di sini merupakan wilayah Dzikir Dzat, dan Qalbu adalah wilayah Dzikir Sifat, sedangkan Lisan adalah wilayah Dzikir kebiasaan umum. Mananakala Dzikir Ruh benar, akan menyemai Qalbu, dan Qalbu hanya mengingat Kharisma Dzat, di dalamnya ada isyarat perwujudan hakikat melalui fana'. Di dalamnya ada rasa memancar melalui rasa dekatNya.

Begitu juga, bila Dzikir Qalbu benar, lisan terdiam, hilang dari ucapannya, dan itul;ah Dzikir terhadap panji-panji dan kenikmatan sebagai pengaruh dari Sifat. Di dalamnya ada isyarat tarikanpada sesuatu tersisa di bawah fana' dan rasa pelipatgandaan qabul dan pengungkapan-pengungkapan.

Manakala qalbu alpa dari dzikir lisan baru menerima dzikir sebagaimana biasa.

Masing-masing setiap ragam dzikir ini ada ancamannya.
Ancaman bagi Dzikir Ruh adalah melihat rahasia qalbunya. Dan ancaman Dzikir Qalbu adalah melihat adanya nafsu dibaliknya. Sedangkan ancaman Dzikir Nafsu adalah mengungkapkan sebab akibat. Ancaman bagi Dzikir Lisan adalah alpa dan senjang, maka sang penyair mengatakan :

Dialah Allah maka ingatlah Dia
Bertasbihlah dengan memujiNya
Tak layaklah tasbih melainkan karena keagunganNya
Keagungan bagiNya sebenar-benar total para pemuji
Kenapa masih ada
Pengandaian bila dzikir-dzikir hambaNya diterima?
Manakala lautan memancar, dan samudera melimpah
Berlipat-lipat jumlahnya
Maka penakar lautan akan kembali pada ketakhinggaan
Jika semua pohon-pohon jadi pena menulis pujian padaNya
Akan habislah pohon-pohon itu, bahkan jika dilipatkan
Takkan mampu menghitungnya.
Dia ternama dengan Sang Maha Puji
Sedang makhlukNya menyucikan sepanjang hidup
Bagi kebesaranNya.

Perilaku manusia dalam berdzikir terbagi tiga:
• Khalayak umum yang mengambil faedah dzikir.
• Khalayak khusus yang bermujahadah
• Khalayak lebih khusus yang mendapat limpahan hidayah.
• Dzikir untuk khalayak umum, adalah bagi pemula demi penyucian. Dzikir untuk khalayak khusus sebagai pertengahan, untuk menuai takdir. Dan dzikir untuk kalangan lebih khusus sebagai pangkalnya, untuk waspada memandangNya.
• Dzikir khalayak umum antara penafian dan penetapan (Nafi dan Itsbat)
• Dzikir khalayak khusus adalah penetapan dalam penetapan (Itsbat fi Itsbat)
• Dzikir kalangan lebih khusus Allah bersama Allah, sebagai penetapan Istbat (Itsbatul Istbat), tanpa memandang hamparan luas dan tanpa menoleh selain Allah Ta'ala.
• Dzikir bagi orang yang takut karena takut atas ancamanNya.
• Dzikir bagi orang yang berharap, karena inginkan janjiNya.
• Dzikir bagi penunggal padaNya dengan Tauhidnya
• Dzikir bagi pecinta, karena musyahadah padaNya.
• Dzikir kaum 'arifin, adalah DzikirNya pada mereka, bukan dzikir mereka dan bukan bagi mereka.
• Kaum airifin berdzikir kepada Allah swt, sebagai pemuliaan dan pengagungan.
• Ulama berdzikir kepada Allah swt, sebagai penyucian dan pengagungan.
• Ahli ibadah berdzikir kepada Allah swt, sebagai rasa takut dan berharap pencinta berdzikir penuh remuk redam.
• Penunggal berdzikir pada Allah swt dengan penuh penghormatan dan pengagungan.
• Khalayak umum berdzikir kepada Allah swt, karena kebiasaan belaka.
Ragam Dzikir

Hamba senantiasa patuh, dan setiap dzikir ada yang Diingat, sedangkan orang yang dipaksa tidak ada toleransi.

Tata cara Dzikir ada tiga perilaku :
1. Dzikir Bidayah (permulaan) untuk kehidupan dan kesadaran jiwa.
2. Dzikir Sedang untuk penyucian dan pembersihan.
3. Dzikir Nihayah (pangkal akhir) untuk wushul dan ma'rifat.
Dzikir bagi upaya menghidupkan dan menyadarkan jiwa, setelah seseorang terlibat dosa, dzikir dilakukan dengan syarat-syaratnya, hendaknya memperbanyak dzikir :
"Wahai Yang Maha Hidup dan Memelihara Kehidupan, tiada Tuhan selain Engkau."

Dzikir bagi pembersihan dan penyucian jiwa, setelah mengamai pengotoran dosa, disertai syarat-syarat dzikir, hendaknya memperbanyak :
"Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Hidup nan Maha Mememlihara Kehidupan."

Ada tiga martabat dzikir :
Pertama, dzikir alpa dan balasannya adalah terlempar, tertolak dan terlaknat.
Kedua, dzikir hadirnya hati, balasannya adalah kedekatan, tambahnya anugerah dan keutamaan anugerah.
Ketiga, dzikir tenggelam dalam cinta dan musyahadah serta wushul. Sebagaimana dikatakan dalam syair :

Kapan pun aku mengingatMu, melainkan risau dan gelisahku
Pikiranku, dzikirku, batinku ketika mengingatMu,
Seakan Malaikat Raqib Kau utus membisik padaku
Waspadalah, celaka kamu, dzikirlah!
Jadikan pandanganmu pada pertemuanmu denganNya
Sebagai pengingat bagimu.

Ingatlah, Allah telah memberi panji-panji kesaksianNya padamu
Sambunglah semua dari maknaNya bagi maknamu
Berharaplah dengan dengan menyebut kebeningan dari segala yang rumit
Kasihanilah kehambaanmu yang hina dengan hatimu
Siapa tahu hati menjagamu

Dzikir itu sendiri senantiasa dipenuhi oleh tiga hal :
• Dzikir Lisan dengan mengetuk Pintu Allah swt, merupakan pengapus dosa dan peningkatan derajat.
• Dzikir Qalbu, melalui izin Allah swt untuk berdialog dengan Allah swt, merupakan kebajikan luhur dan taqarrub.
• Dzikir Ruh, adalah dialog dengan Allah swt, Sang Maha Diraja, merupakan manifestasi kehadiran jiwa dan musyahadah.
Dzikir Lisan dan Qalbu yang disertai kealpaan adalah kebiasaan dzikir yang kosong dari tambahan anugerah.
Dzikir Lisan dan Qalbu yang disertai kesadaran hadir, adalah dzikir ibadah yang dikhususkan untuk mencerap sariguna.
Dzikir dengan Lisan yang kelu dan qalbu yang penuh adalah ketersingkapan Ilahi dan musyahadah, dan tak ada yang tahu kadar ukurannya kecuali Allah swt.
Diriwayatkan dalam hadits : "Siapa yang pada wal penempuhannya memperbanyak membaca "Qul Huwallaahu Ahad" Allah memancarkan NurNya pada qalbunya dan menguatkan tauhidnya.

Dalam riwayat al-Bazzar dari Anas bin Malik, dari Nabi saw. Beliau bersabda :
"Siapa yang membaca surat "Qul Huwallahu Ahad" seratus kali maka ia telah membeli dirinya dengan surat tersebut dari Allah Ta'ala, dan ada suara berkumandang dari sisi Allah Ta'ala di langit-langitNya dan di bumiNya, "Wahai, ingatlah, sesungguhnya si Fulan adalah orang yang dimerdekakan Allah, maka barang siapa yang sebelumnya merasa punya pelayan hendaknya ia mengambil dari Allah swt .

Diriwayatkan pula: "Siapa yang memperbanyak Istighfar, Allah meramaikan hatinya, dan memperbanyak rizkinya, serta mengampuni dosanya, dan memberi rizki tiada terhitung. Allah memberikan jalan keluar di setiap kesulitannya, diberi fasilitas dunia sedangkan ia lagi bangkrut. Segala sesuatu mengandung siksaan, adapun siksaan bagi orang arif adalah alpa dari hadirnya hati dalam dzikir."
Ragam Dzikir



Dalam hadits sahih disebutkan:
"Segala sesuatu ada alat pengkilap. Sedangkan yang mengkilapkan hati adalah dzikir. Dzikir paling utama adalah Laa Ilaaha Illalloh".
Unsur yang bisa mencemerlangkan qalbu, memutihkan dan menerangkan adalah dzikir itu sendiri, sekaligus gerbang bagi fikiran.
Majlis tertinggi dan paling mulia adalah duduk disertai kontemplasi (renungan, tafakkur) di medan Tauhid. Tawakkal sebagai aktifitas qalbu dan tauhid adalah wacananya.

Pintu dzikir itu tafakkur,
Pintu pemikiran adalah kesadaran.
Sedang pintu kesadaran zuhud.
Pintu zuhud adalah menerima pemberian Allah Ta'ala (qona'ah)
Pintu Qonaah adalah mencari akhirat.
Pintu akhirat itu adalah taqwa.
Pintu Taqwa ada di dunia.
Pintu dunia adalah hawa nafsu,.
Pintu hawa nafsu adalah ambisi.
Pintu ambisi adalah berangan-angan.
Angan-angan merupakan penyakit yang akut tak bias disembuhkan.
Asal angan-angan adalah cinta dunia.
Pintu cinta dunia adalah kealpaan.
Kealpaan adalah bungkus bagi batin qalbu yang beranak pinak di sana.

Tauhid merupakan pembelah, di mana tak satu pun bisa mengancam dan membahayakannya. Sebagaimana dinkatakan :
"Dengan Nama Allah, tak ada satu pun di bumi dan juga tidak di langit yang membahayakan, bersama NamaNya. Dan Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Tauhid paling agung, esensi, qalbu dan mutiaranya adalah Tauhidnya Ismul Mufrad (Allah) ini, menunggalkan dan mengenalNya.
Sebagian kaum 'arifin ditanya mengenai Ismul A'dzom, lalu menjawab, "Hendaknya anda mengucapkan: Allah!", dan anda tidak ada di sana.
Sesungguhnya orang yang berkata "Allah", masih ada sisa makhluk di hatinya, sungguh tak akan menemukan hakikat, karena adanya hasrat kemakhlukan.

Siapa pun yang mengucapkan "Allah" secara tekstual (huruf) belaka, sesungguhnya secara hakikat dzikir dan ucapannya tidak diterima. Karena ia telah keluar (mengekspresikan) dari unsur, huruf, pemahaman, yang dirasakan, simbol, khayalan dan imajinasi. Namun Allah swt, ridlo kepada kita dengan hal demikian, bahkan memberi pahala, karena memang tidak ada jalan lain dalam berdzikir, mentauhidkan, dari segi ucapan maupun perilaku ruhani kecuali dengan menyebut Ismul Mufrad tersebut menurut kapasitas manusia dari ucapan dan pengertiannya.

Sedangkan dasar bagi kalangan khusus yang beri keistemewaan dan inayah Allah swt dari kaum 'arifin maupun Ulama ahli tamkin (Ulama Billah) Allah tidak meridloi berdzikir dengan model di atas. Sebagaimana firmanNya :
"Dan tak ada yang dari Kami melainkan baginya adalah maqom yang dimaklumi."

Sungguh indah apa yang difirmankan. Dan mengingatkan melalui taufiqNya pada si hamba, memberikan keistemewaan pada hambaNya. Maka nyatalah Asmaul Husna melalui ucapannya dan dzikir pada Allah melalui dzikir menyebut salah satu AsmaNya.
Maka, seperti firmanNya "Kun", jadilah seluruh ciptaan semesta, dan meliputi seluruh maujud.

Siapa yang mengucapkan "Allah" dengan benar bersama Allah, bukan disebabkan oleh suatu faktor tertentu, namun muncul dari pengetahuan yang tegak bersamaNya, penuh dengan ma'rifat dan pengagungan padaNya, disertai penghormatan yang sempurna dan penyucian sejati, memandang anugerah, maka ia benar-benar mengagungkan Allah Ta'ala, benar-benar berdzikir dan mengagungkanNya dan mengenal kekuasaanNya.

Sebab, mengingat Allah dan mentauhidkanNya adalah RidloNya terhadap mereka bersamaNya, sebagaimana layakNya Dia Yang Maha Suci.

Ma'rifat itu melihat, bukan mengetahui. Melihat nyata, bukan informasi. Menyaksikan, bukan mensifati. Terbuka, bukan hijab. Mereka bukan mereka dan mereka tidak bersama mereka dan tidak bagi mereka. Sebagaimana firmanNya :
"Nabi Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat kepadanya." (Az-Zukhruf: 59)
"Dan jika Aku mencintainya, maka Akulah Pendengaran baginya, Mata dan tangan dan Kaki baginya."

Bagiamana jalan menuju padaNya, sedang ia disucikan
Dari aktivitas keseluruhan dan bagi-bagi tugas?
Demi fana wujud mereka, karena WujudNya
Disucikan dari inti dan pecahan-pecahannya?
Tak satu pun menyerupaiNya, bahkan mana dan bagaimana
Setiap pertanyaan tentang batas akan lewat
Dan diantara keajaiban-keajaiban bahwa
WujudNya di atas segalanya dan sirnanya pangkal penghabisan.
Dzikir Allah Pada Dirinya

Secara hakikat, tak ada dzikir "Allah", kecuali hanya "Allah" dan tak ada yang mengenalNya selain Dia. Tak ada yang berhak ditunggalkan kecuali hanya bagiNya.Sedangkan DzikirNya pada DiriNya Sendiri adalah firmanNya : "Sungguh Dzikirnya Allah adalah (dzikir) Terbesar".

Dzikirnya Allah Yang Maha Agung nan Luhur pada DiriNya adalah Dzikir paling besar dan paling agung, paling sempurna, dibanding dzikirnya makhluk kepadaNya.

Adapun Ma'rifatNya terhadap DiriNya adalah firmanNya :
"Dan mereka tidak mampu mengukur Allah sebagaimana mestiNya."
Allah Ta'ala-lah Yang Maha Mengenal keparipurnaan DzatNya dan keagungan SifatNya. Selain Dia, tidak mampu, apalagi hanya sebgain makhlukNya. Bagaimana seseorang bisa mengenal salah satu sifat dari Sifat-sifatNya?

Sedangkan TauhidNya pada DiriNya, adalah firmanNya :
"Allah menyaksikan sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Dia."
Maka, Dialah Yang Maha Mengetahui dengan TauhidNya secara hakiki dan paripurna. Sedangkan tauhidnya makhluk, hanya terjadi setelah TauhidNya pada DiriNya Sendiri, lalu kemudian melimpahkan dari Cahaya TauhidNya sedikit saja pada para MalaikatNya yang yang diberi pengetahuan menurut kadar masing-masing.
Apa yang sudah dibagikan kepada makhluk adalah bagian menurut ilmuNya yang sudah ada sejak di zaman azali. Maka WujudNya dikenal melalui Cahaya tauhidNya, bukan dengan Dzat diri tauhidNya. Setiap orang yang mengenalNya senantiasa tidak mampu mengenalNya, sedangkan ma'rifat itu ada di dalam tauhid.

Karena ma'rifat itu sifatnya langsung, yaitu pangkal ma'rifat. Ibaratnya, ma'rifat langsung itu seperti lampu di dalam matahari dan menyebarnya cahaya pada matahari itu. Karenanya disebut sebagai tauhid paling sempurna adalah penancapan tauhid dalam akal.

Kekuatan akal menjadi faktor argumentasi dan penetapan bukti dalam hati, yang lebih berhak mandiri dalam rasa yaqin, serta paling jelas menampakkan dalam argumen dan diskripsi yang berpadu dalam hati.
Tak satu pun orang yang menemukan dengan bukti dari bukti-bukti langsung dirinya, dan mewujudkan hakikat dengan benar serta kritik yang benar dibanding penemuan akalnya yang tanpa mengekor maupun tanpa skeptis. Sehingga tidak ada lagi sangkaan dan keraguan.
Sebab bertaklid dalam tauhid itu akan jauh dari anugerah, tidak berguna dan tidak bermanfaat. Sebab, taklid itu sendiri merupakan pengekoran jejak orang lain tanpa mengenal bukti, kenyataan dan dalil. Tak ada yang rela pada taklid kecuali orang yang pemahannya bodoh, keras wataknya, bebal pikirannya, bodoh dan hina, terjauhkan dan terhijab, terdampar dan terabaikan dalam kerusakan. Semoga Allah swt melindungi kita dan kalian dari tirai sifat seperti itu, dan menjadikan kita sebagai ahli pengetahuan, pemahaman dan hakikat serta ma'rifat bersama anugerahNya.

Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudry ra dari Nabi saw, beliau bersabda :
"Qalbu itu ada empat : Qalbu putih susu yang didalamnya ada lampu yang memancarkan cahaya, itulah qalbu orang beriman. Dan qalbu hitam terbalik, itulah qalbu orang kafir. Dan Qalbu yang tertutup yang terikat pada tutupnya, itulah qalbu orang munafiq. Dan Qalbu yang bermuka dua, di dalamnya ada iman dan kemunafikan. Iman di sini ibarat tumbuhan sayur yang mengalirkan air yang bagus. Sedangkan munafik di sini ibarat luka bernanah yang menimbulkan kuman. Dari dua materi itu, manakah yang lebih menang, maka hukumnya diberlakukan (apakah ia mukmin atau munafik, pent)."

Sayyidina Ali -Semoga Allah memuliakan wajahnya- ra, Qalbu putih susu adalah karena proses pemutihannya yang dilakukan melalui zuhud di dunia dan menyingkirkan hawa nafsunya. Sedangkan lampu yang memancarkan cahayanya adalah cahaya yaqin dimana rasa yaqin tampak jelas.

Sebagian sufi menegaskan Qalbu putih susu adalah pembersihan qalbu melalui tauhid dari segala bentuk keraguan, kebimbangan dan taqlid, dan pengasingannya dari segala hal selain Allah swt.
Adapun qalbu yang terbalik adalah qalbu yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya (dan Allah membiarkan sesat menurut IlmuNya), lalu Allah membalikkannya sehingga pandangan langsungnnya terhadap ilmu tauhid terbalik, dengan memandang kegelapan pemikiran dan kemusyrikan. Inilah yang dikatakan sebagaian 'arifin, "Kegelapan paling gulita adalah kegelapan ilmu dan kebodohan terbodoh adalah kebodohan taqlid."

Qalbu yang tertutup adalah qalbu yang tertirai melalui kegelapan gulita kebodohan taqlid, jauh dari memandang matahari Nubuwwah dan Tauhid.

Allah swt berfirman :
"Mereka berkata : "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganuti dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapatkan petunjuk dengan mengikuti jejak mereka."

Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri melainkan orang-orang yang hidup meweah di negeri itu mengatakan, "Sesungguhnya kami dapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikut jejak mereka." (Alz-Zukhruf: 23-24)
"Dan bila ditanya pada mereka, "Ikutilah apa yang yang telah diturunkan Allah…" Mereka menjawab, "(Tidak), namun kami mengikuti apa yang telah kami dapatkan dari bapak-bapak kami."
Qalbu yang bermuka dua adalah qalbu yang penuh keraguan, mondar-mandir antara hawa nafsu dan cermin pengetahuannya, dengan alibi rasa aman dan aktifitasnya. Riya' sendiri adalah syirik, dan syirik itu menghapus amal. Riya' terbesar adalah orang yang memamerkan iman.
Allah swt. Berfirman :
"Diantara manusia ada orang yang cukup membuatmu kagum ucapannya dalam hal kehidupan dunia dan dipersaksikan kepada Allah atas apa yang ada di hatinya, padahal ia adalah penantang paling keras." (Al-Baqarah: 204)

"Dan mereka tidak melakukan sholat melainkan mereka itu pemalas."
"Maka celakalah bagi orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai sholatnya. Yaitu mereka yang berbuat riya' dan mencegah membayar zakat (menolong orang-orang miskin)." (Al-Maa'un: 4-7)
Jika disimpulkan , di manapun posisi qalbu senantiasa berfungsi sebagai penegas, bukan perusak.

Dikatakan, bahwa Qalbu dalam kekuatan cahaya dan tauhidnya serta pancaran sinarnya, ibarat cahaya lampu, dalam lampu, itu qalbu.
Airnya adalah akalnya qalbu. Sedangkan minyaknya merupakan tempat bagi pengetahuan qalbu yang merupakan ruhnya lampu atau pelita. Dengan ilmu yang banyak maka tumbuhlah ruh al-yaqin, yang dikukuhkan dengan ruh dari yaqin itu sendiri.

Sedangkan sumbu lampu sebagai tempatnya iman, yang merupakan asal dan penegak iman yang melimpah darinya. Maka dengan kadar beningnya kaca lampu yang merupakan qalbu yang bersih, muncullah warna air yang merupakan akal penguat. Dan menurut kadar beningnya minyak, jernih dan meresapnya yang melebar -yang merupakan ilmu- maka memancarlah cahaya an-Nuur yang merupakan tempatnya iman dalam potensinya ketika zuhud, takut dan pengghormatan kharismaNya.

Sedangkan dengan cahaya api yang menerangi nafsu, ibarat ilmu dalam materi ketaqwaan, wara' dan ma'rifat, serta hilangnya hawa nafsu serta syahwat.

Maka, ilmu menjadi tempat bagi tauhid, sehingga orang yang bertauhid mandiri dalam tauhidnya menurut kadar tempatnya.
Tawakal sebagai aktifitas qalbu, tauhid adalah ucapan qalbu, dan majlis tertinggi, paling mulia adalah duduk disertai tafakkur di medan tauhid.
Sepanjang qalbu meluas bersama ilmu, ia akan zuhud di dunia, lantas hawa nafsu, ambisi, imajinnasi dan angan-angan jadi sirna. Imannya semakin tambah dan tahiudnya jadi sempurna.

Dikatakan pula, Qalbu itu seperti istana, dan dada seperti kursinya. Makanaka dada meluas dengan pengetahuan iman, melebar dengan cahaya yaqin, jadilah kursi, yang meluas ilmunya secara dzohir di alam nyata, dan secara batin di alam malakut di dalam dirinya dan lainnya. Maka jadilah aliran yang melimopah dalam kema'rifatannya, berjalan penuh dengan kontemplasi nan beradab dengan akhlaq paling luhur dalam Sifat-sifatNya. Sebagaimana riwayat dari Allah swt yang berfirman (dalam hadits Qudsy) :
"HambaKu senantiasa bertaqarrub kepadaKu dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Maka bila Aku mencintainya, Akulah Pendengarannya yang dijadikannya mendengar."

Bila qalbu telah penuh dengan tauhid, maka qalbu jadi istana (Arasy), dengan sendirinya bersih dari sifat-sifat manusiawi, yang duimuliakan dengan Sifat-sifatNya yang Luhur di tempat yang Tinggi, sedangkan ma'rifatnya membubung di tempat paling rendah.

Pandangannya jadi sempurna dengan cahaya Ismu Dzat (Allah), kedudukannya menjadi agung se agung Aras disbanding makhluk-makhlukNya. Ia berkahlaq dengan Akhlaq Allah swt. Asamul Husna jadi sifat dan karakternya. Jadilah ia lebur dalam hakikat fana dalam musyahadahnya kepada Yang Didzikiri, bahkan fana dari dzikirnya sendiri, lalu ia dikembalikan kepada makhluk dengan membawa rahmatNya. Mengajak kepada makhluk menuju Allah Ta'ala bersama Allah swt. Sebagaimana dalam hadits Qudsy :
"ArasyKu dan KursiKu dan Langit-langitKu tidak ada yang memuatKu. Dan hanya hati hambaKu yang memuatKu."

Makna dari memuat di situ adalah manifestasi tauhid dan iman, ilmu dan ma'rifat, yaqin, cinta dan keikhlasan, sebagai anugerah dan keistemewaan dari Allah swt. Bukan yang dimaksud "memuat" itu adalah sesuatu yang terhampar dalam khayalan, penempaatan (hulul), indera dan hukum logika .
---(ooo)---
Adab Berdzikir

Berdzikir mempunyai adab-adab tertentu, baik sebagai penghantar, sesudah, atau ketika peiaksanaannya. Ada adab yang bersifat lahiriah dan ada pula yang bersifat batiniah.

Adab Pengantar
Sebelum meiaksanakan dzikir, sebaiknya sang salik terlebih dulu bertobat, membersihkan jiwa dengan riyadhoh (olah) rohani, melembutkan sirr (batin) dengan menjauhkan dan dengan kaitan hati dengan makhluk, memutuskan segaia penghaiang, memahami ilmu-ilmu agama, dan mempelajari syarat rukun dalam fardlu 'ain, mempertegas tujuan-tujuuan luhur sebagai spirit tahapan utamanya, yang bersifat syar'i. Ia juga harus memilih dzikir yang sesuai dengan kondisi batinnya. Seteiah itu, barulah ia berdzikir dengan tekun dan terus menerus.

Di antara adab yang perlu diperhatikan yaitu hendaknya ia memakai pakaian yang halal, suci, dan wangi. Kesucian batin bisa terwujud dengan memakan makanan yang halal. Dzikir waiau pun bisa melenyapkan bagian-bagian yang berasal dari makanan haram, tetapi manakaia batinnya sudah kosong dari yang haram atau syubhat, maka dzikir tersebut akan lebih mencerahkan qalbu.

Namun, jika dalam batinnya masih terdapat sesuatu yang haram, ia terlebih dahulu akan dicuci dan dibersihkan oleh dzikir. Pada kondisi tersebut, fungsi dzikir sebagai penerang qalbu menjadi sifatnya lebih lemah. Ibarat air yang dipergunakan untuk mencuci sesuatu yang terkena najis, najisnya akan hilang. Tetapi, pada saat yang sama ia tak bisa membuat benda yang terkena najis tadi menjadi lebih bersih.
Oleh karena itu, sebaiknya ia dicuci uiang sehingga ketika benda yang dicuci itu teiah bersih dari najis, ia akan bertambah cemerlang dan bersinar ketimbang saat dicuci pertama kali. Demikian puia saat dzikir turun ke dalam qalbu. Kaiau qalbu tersebut geiap, dzikir akan membuatnya terang. Tetapi, kaiau qalbu tersebut sudah terang, dzikir akan membuatnya jauh lebih terang.

Adab Penyerta
Ketika dzikir dilaksanakan hendaknya disertai niat ikhlas. Majelis tempat dzikirnya diberi aroma wewangian untuk para maiaikat dan jin. Ketika duduk hendaknya bersila menghadap kibiat, biia berrdzikir sendirian. Tetapi, kaiau bersama-sama, hendaknya ia berdzikir dalam lingkungan majelis. Seianjutnya telapak tangannya diletakkan di atas paha dan matanya dipejamkan seraya terus menghadap ke depan.
Sebagian Ulama berpandangan, jika ia berada di bawah bimbingan seorang syekh (Mursyid), ia membayangkan sang syekh sedang berada di hadapannya. Sebab, ia adalah pendamping dan pembimbing dalam meniti jalan rohani. Selain itu, hendaknya qalbu dan dzikirnya itu dikaitkan dengan orientasi sang syekh disertai keyakinan bahwa semua itu bersambung dan bersumber dari Nabi saw. Sebab, syekhnya itu merupakan wakil Nabi saw.

(Namun sejumlah Ulama Thariqah Sufi melarang membayangkan wajah syeikh, karena apa pun seorang syeikh atau Mursyid kategorinya tetap makhluq. Di dalam Al-Qur'an disebutkan, "Kemana pun engkau menghadap, maka disanalah Wajah Allah." Bukan wajah makhluk. Dikawatirkan pula, jika di akhir hayat seseorang, yang tercetak dalam bayangannya adalah wajah makhluk, para Ulama Sufi mempertanyakan, apakah ia secara hakiki husnul khotimah atau su'ul khotimah? Pent.)
Ketika membaca La Ilaaha Illalloh dengan penuh kekuatan disertai pengagungan. Ia naikkan kalimat tersebut dari atas pusar perut. Ialu, dengan membaca Laa Ilaaha hendaknya ia berniat melenyapkan segaia sesuatu seiain Allah swt, dari qalbu. Dan ketika membaca Illalloh, hendaknya ia menghujamkan ke arah jantung, agar Illalloh tertanam dalam qalbu, kemudian mengalirkan ke seluruh tubuh serta menghadirkan dzikir dalam qalbunya setiap saat.

Menurut sebagian Ulama mengatakan, "Pengulangan dzikir tidak benar, kecuali dengan refleksi makna, selain makna yang pertama."
Dan tingkatan dzikir yang minimal adalah setiap kali seseorang membaca Laa Ilaaha Illalloh, qalbunya harus bersih dari segala sesuatu selain Allah swt,. Jika masih ada, ia harus segera melenyapkannya. Jika ketika berdzikir qalbunya masih menoleh pada sesuatu selain Allah swt, berarti ia telah menempatkan berhala bagi dirinya.
Allah swt, berfirman, "Tahukah kamu orang yang mempertuhankan hawa nafsunya." (Q.S. al-Furqan: 43) `Janganiah kamu membuat Tuhan selain Allah ." (Q.S. al-Isra': 22). "Bukankah Aku teiah memerintahkan kepadamu wahai Bani Adam agar kamu tidak menyembah syetan." (Q.S. Yasin : 60).

Dalam hadits, Rasul saw juga bersabda, "Sungguh rugi hamba dinar dan sungguh rugi hamba dirham." Dinar dan dirham tidak disembah dengan cara rukuk dan sujud kepadanya, tetapi dengan adanya perhatian qalbu kepada keduanya.

La Ilaaha Illalloh, tidak benar diucapkan kecuali dengan penafian segala hal selain Allah dari diri dan qalbunya. Manakala dalam dirinya masih ada gambaran inderawi, walau seribu kali diucapkan, maka maknanya tidak membekas di qalbu.

Namun, bila qalbu tersebut telah kosong dari hal-hal seiain Allah swt, meskipun hanya membaca kata Allah, satu kali saja, ia akan menemukan kelezatan yang tak bisa diungkapkan.

Syeikh Abdurrahman al-Qana'y mengatakan, " Suatu kali aku mengucapkan La Ilaaha Illalloh , dan tak pernah kembali lagi padaku."
Di kalangan Bani Israel ada seorang budak hitam yang setiap kali ia membaca La Ilaaha Illalloh, tubuhnya dari kepala hingga kaki-berubah warna putih. Demikianlah, ketika seorang hamba mewujudkan kalimat La Ilaaha Illalloh, sebagai kondisi qalbunya, lisan tak bisa mengaksentuasikan.

Meskipun La Ilaaha Illalloh adalah segala muara oreintasi, ia adalah kunci pembuka hakikat qalbu, seiain akan mengangkat derajat para salik ke alam rahasia.

Ada yang memilih untuk membaca dzikir di atas dengan cara disambung sehingga seolah-olah menjadi satu kata tanpa tersusupi oleh sesuatu dari luar ataupun lintasan pikiran dengan maksud agar setan tak sempat masuk. Cara membaca dzikir seperti ini dipilih dengan melihat kondisi salik yang masih lemah dalam mendaki jaian spiritual akibat belum terbiasa. Seiain terutama karena ia masih tergolong pemula. Menurut para uiama, ini adaiah cara tercepat untuk membuka qalbu dan mendekatkan diri pada Allah swt,.

Menurut sebagian ulama, memanjangkan bacaan La Ilaaha Illalloh lebih baik dan lebih disukai. Karena, pada saat dipanjangkan, dalam benaknya muncul semua yang kontra Allah, kemudian, semua itu ditiadakan seraya diikuti dengan membaca Illalloh. Dengan demikian, cara ini lebih dekat kepada sikap ikhlas sebab ia tidak mengokohkian sifat Ilahiyah, yaitu walaupun dinafikan dengan Laa Ilaaha secara nyata, sesungguhnya ia telah menetapkan dengan "Illa" keadaannya, namun "Illa" itu sendiri merupakan cahaya yang ditanamkan dalam qalbu yang kemudian mencerahkannya.

Sebagian lagi berpendapat sebaliknya. Menurut mereka, tidak membaca panjang lebih utama. Sebab, bisa jadi kematian datang di saat sedang membaca la ilaha (tidak ada tuhan), sebelum sampai pada kata Illalloh, (kecuali Allah swt,).

Sementara menurut yang iain, biia kalimat tersebut dibaca dengan tujuan untuk berpindah dari wiiayah kekufuran menuju iman, maka tidak membaca panjang lebih utama agar ia lebih cepat berpindah kepada iman. Namun, kalau ia berada dalam kondisi iman, membaca secara panjang lebih utama .

Adab berikut
Manakala sang salik terdiam dengan upaya menghadirkan qalbunya, karena bersinggungan dengan anugerah ruhani dibalik dzikir berupa kondisi ghaybah (kesirnaan diri) paska dzikir, yang juga disebut dengan "kelelapan", maka jika Allah swt, mengirim angin untuk menebar rahmat-Nya berupa hujan, Allah swt, juga mengirim angin dzikir untuk menebar rahmat-Nya yang mulia berupa sesuatu yang bisa menyuburkan qalbu dalam sesaat saja. Padahal, itu tak bisa dicapai meskipun lewat perjuangan ruhani dan riyadhoh tiga puluh tahun lamanya. Adab-adab ini harus dimiliki oleh seorang pedzikir yang dalam kondisi sadar dan bisa memilih.

Sedangkan bagi pedzikir yang kehilangan pilihan karena tidak sadar bersamaan dengan masuknya limpahan dzikir dan rahasia ke dalam dirinya, lisannya bisa jadi mengucapkan kata Allah, Allah, Allah atau Huw, Huw, Huw, Huw, atau La, La, La, atau Aa..Aa..Aa.. atau Ah, Ah, Ah, atau suara yang berbunyi. Adabnya adalah pasrah total pada anugerah Ilahi yang membuatnya tenang dan diam.

Semua adab di atas diperlukan oleh mereka yang akan melakukan dzikir lisan. Adapun dzikir qalbu tidak membutuhkan adab-adab tersebut.
---(ooo)---

Kamis, 22 Juli 2010

Nasib Tuan Rumah (Peserta Diklat di LPMP Kota Banjarbaru)

Saya peserta Diklat Peningkatan kompetensi PTK dalam Penilaian Pembelajaran yang diselenggarakan LPMP Prov Kal-Sel pada Tanggal 14 s/d 20 Juli 2010, dengan ini memberitahukan kepada kawan-kawan sekota Banjarbaru bahwa kalau kita mengikuti Diklat di LPMP Prov Kal-Sel yang terletak di Jl Gotong Royong jangan berharap akan mendapatkan Insentif dari diklat tersebut, karena kita juga berasal dari Kota banjarbaru.( saya tidak tahu peraturan yang mana dipakai panitia, bagi yang tahu tolong beritahu saya). Jadi tidak ada Insentif baik transport maupun uang harian ( berapapun lamanya kita diklat)

Saya sebagai peserta diklat, yang mana tugas dan kewajiban sebagai peserta diklat tiada beda dengan yang lain, yaitu hadir pagi jam 08.00 s/d 21.30 tidak mendapatkan sepersenpun uang lelah.
Saya tidak munafik, memang itu yang diharapkan peserta diklat, akan tetapi bukan itu saja yang saya harapkan, hal-hal lain juga ada antara lain ilmu baru atau pendalaman materi dan bertemu dengan kawan-kawan sesama peserta yang mungkin juga teman yang sekian lama tidak bertemu....

Yang jadi perhatian saya adalah rasa keadilan dan kemanusiaan yang saya inginkan. Apabila dibandingkan peserta lain yang berasal dari Kab/Kota terdekat misalnya Kota Banjarmasin dan Kab Banjar, mereka mendapatkannya...

Saya datang ke LPMP bukan dengan jalan kaki, tetapi menggunakan alat yang memerlukan ongkos,,,, sekarang pengabdian tanpa pamrih mungkin sudah nomor ke seratus.

Dalam Kegiatan itu saya menilai ada pengertian GANDA (menipu) yaitu judul "Peningkatan kompetensi PTK dalam Penilaian Pembelajaran". Hampir 80% peserta beranggapan bahwa PTK disini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Sesampai di LPMP banyak peserta yang kecewa bahkan ada yang pulang karena PTK disini adalah kependekan dari Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kurang familiar bagi peserta.

PERINGATAN KERAS :
Kepada pihak LPMP, khususnya panitia, jangan merendahkan martabat peserta dari Kota Banjarbaru dengan pelecehan. Panitia memotong sebagian Insentif peserta dari Kab/Kota lain dengan alasan untuk memberi insentif (uang harian) kepada peserta Kota Banjarbaru tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ternyata di akhir kegiatan menjadi masalah, peserta lain menanyakan hal pemotongan tersebut, lalu dijawab panitia untuk memberi peserta dari banjarbaru (peserta banjarbaru bukan pengemis yang harus dimintakan kepada peserta lain). Tidak semua peserta yang dipotong ikhlas memberikan.

Sekali lagi kepada pihak LPMP, tolong sosialisasikan peraturan yang melarang memberi insentif kepada peserta diklat yang satu Kab/Kota dengan tempat penyelenggaraan, agar kami tidak salah persepsi dan sudah tahu terlebih dahulu agar tidak terjadi permasalahan di akhir kegiatan.

Dengan sangat, diharapkan kepada pihak LPMP (khususnya panitia) agar mengembalikan uang yang dipotong dari peserta lain, karena saya tidak sudi menerima hasil mengemis,

Nasib-nasib : 7 hari Diklat dari pagi sampai malam tidak dapat insentif.... mending bobo ada hasil.....